Kamis, 13 September 2018
Suatu Tinjauan Geometri Dari Sudut Pandang Ilmu Deduktif
Suatu
Tinjauan Geometri Dari Sudut Pandang Ilmu Deduktif
Oleh : Saryanto,
UPBJJ-UT Purwokerto
12 September
2018.
I. Pendahuluan
Pada umumnya peradaban kuno berpusat di sekitar lembah sungai yang subur,
sebagai contoh : “ Peradanban Babilonia ( Irak Kuno) berpusat di lembah sungai
Euphrat dan Tigris dan peradaban Mesir kuno berpusat di lembah sungai Nill.
Berbeda
dengan peradaban Yunani kuno, adalah berpusat di daerah perbukitan kapur yang
terjal dan tandus serta dikelingi oleh pantai-pantai curam. Faktor penyebab Yunani
menjadi pusat peradaban kuno, antara lain:
1.
Bangsa
Yunani adalah bangsa yang suka / gemar belajar
2.
Bangsa Yunani
adalah bangsa yang suka / gemar merantau dan berdagang.
Banyak
ilmuwan bangsa Yunani kuno yang belajar ke Mesir dan Babilonia, dan hasil
pengalaman belajar mereka dipergunakan untuk memajukan negeri Yunani.
Sekitar abad 9-6 SM, banyak polis
yang muncul di Yunani, tetapi hanya dua yang berkembang menjadi polis yang kuat, yaitu
polis Sparta berpusat di kota Attica dan polis Athena berpusat di kota Athena. Untuk
menambah wawasan anda wilayah Yunani, dibawah ini ditunjukkan peta lokasi wilayah
Yunani Kuno.
Perhatikan peta lokasi Wilayah Yunani tersebut di atas, bahwa wilayah Yunani merupakan
wilayah daratan dan wilayah kepulauan. Perlu anda ketahui bahwa secara Geografis
wilayah Yunani kuno, dikelilingi oleh :
1.
Sebelah
Barat : Laut Adriatic dan Laut Tengah
2.
Sebelah
Timur : Laut Aegean
3.
Sebelah
Utara : Illrya, Macedonia, Imperium /
Kekuasaan Persia
Berdasar pada
letak geografis di atas, maka wilayah Yunani merupakan wilayah strategis karena letaknya di jalur perdagangan
laut yang menghubungkan Eropa Barat dengan Mesir ( Benua Afrika Utara )dan Babilonia di Asia Barat.
Kota Attica di
Yunani berkembang menjadi pusat perdagangan dan merupakan pusat polis Sparta. Bentuk
negara polis Sparta adalah kekaisaran dengan kepala negara dipegang oleh dua
orang raja, sedangkan kepala pemerintahannya dipegang oleh Ephor ( dewan para
tetua). Sistem Pemerintahan Sparta adalah adalah sistem pemerintahan militeristik.
Kota Athena
berkembang menjadi pusat kekaisaran, dengan kepala negara dipegang oleh seorang
raja. Kepala pemerintahannya dipegang oleh Strategos, yaitu suatu dewan yang
terdiri dari sepuluh hakim atau jenderal. Pada saat raja Kleisthenines menjadi
kepala negara, sistem pemerintahannya adalah sistem demokrasi, yaitu : “Setiap
orang (kecuali wanita, non-warga negara, dan
budak), berhak memilih Strategos, yaitu terdiri dari sepuluh hakim atau
jenderal.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, orang
Yunani yang menjadikan konsep alam dan hidup keseharian manusia ke dalam bentuk
filsafat.
Tokoh-tokoh filsuf (ahli filsafat) asal Yunani yang dikenal
hingga sekarang di antaranya:
Thales, adalah Bapak Pengetahuan Yunani yang mengambil
pelajaran astronomi dari Mesir dan Persia. Thales juga seorang matematikawan. Sebagai seorang Matematikawan Yunani kuno, Thales adalah orang
Yunani yang pertama kali mengemukakan teorema Geometri, yaitu :
1. Suatu
lingkaran dibagi dua sama besar oleh diameter nya .
2. Sudut-sudut
alas suatu segitiga sama kaki adalah sama besar
3. Pasangan
sudut yang dibuat oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus adalah
sama besar.
4. Dua buah
segitiga adalah ≡ apabila dua sudut dan satu sisnya sama
5. Suatu sudut
yang dilukis dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku
Berdasar pada
penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa geometri adalah suatu ilmu deduktif
yaitu setiap penyelesaian masalah geometri berdasar pada suatu hukum yang
bersifat umum, misal sebagai contoh yaitu berdasar pada aksioma atau teorema.
Dalam penyusunan makalah ini difokuskan
pada geometri, sehingga makalah ini diberi judul : “ Suatu Tinjauan Geometri Dari Sudut Pandang Ilmu Deduktif ”
Berdasar
pada judul makalah diaatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut.
A.
Bilamana
Sejarah Kelahiran Geometri sebagai Ilmu Deduktif di Yunani?
B. Bagaimana Aplikasi Geometri! Sebagai
Ilmu Deduktif?
III. Pembahasan Masalah
Sejarah
Kelahiran Geometri sebagai Ilmu Deduktif
Banyak penduduk Yunani yang belajar matematika dan Sains ke
Mesir dan Babilonia, sehingga kegiatan intelektual bangsa Yunani mengalami
kemajuan. Ke-giatan
intelektual di Yunani muncul kira-kira tahun 800 SM, menggantikan wilayah
Babilonia dan Mesir. Perpindahan kegiatan intelektual dari wilayah Babilonia
dan Mesir ke wilayah Yunani berjalan mulus,.karena perkembangan kekaisaran Sparta
dan Athena di Yunani.
Pada sekitar abad ke-6 SM, bangsa
Yunani mulai memperlihatkan perkembangan dalam bidang matematika. Tokoh
intelektual Matematika dan Sains bangsa Yunani antara lain : 1) Thales, 2) Pythagoras, dan 3) Euclid.
Dibawah ini
akan dijelaskan sejarah kelahiran ketiga tokoh ilmuwan tersebut di atas yaitu :
1). Thales ( 624-548 SM), lahir di kota Militus, Yunani. Beliau
pernah belajar matematika ke Mesir dan Babilonia. Sebagai seorang
Matematikawan, beliau mengemukakan teorema Geometri sebagai berikut.
a. Suatu lingkaran dibagi dua sama besar oleh diameter nya .
b. Sudut-sudut alas suatu segitiga sama kaki adalah sama besar
c. Pasangan
sudut yang dibuat oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus adalah
sama besar.
d. Dua buah segitiga adalah ≡ apabila dua sudut dan satu sisnya
sama
e. Suatu sudut yang dilukis dalam setengah lingkaran adalah
sudut siku-siku
Ketika Thales
belajar di Mesir, beilau sempat membuat kejutan mengukur tinggi Pyramida dengan
cara mengukur bayang-bayang dari pyramida tersebut. Thales mengukur tinggi
pyramida dengan cara memancangkan sebuah tongkat di tanah dan mengukur tinggi
pyramida ketika bayang-bayang tongkat itu sama dengan panjang tongkat itu
sendiri, dan memperlihatkan bahwa tinggi pyramida itu sama dengan panjang
bayang-bayangnya. Penemuan Thales tentang Pengukuran tinggi pyramida dengan
cara tersebut, sempat dikagumi oleh raja Mesir ( Amasis) waktu itu.
2).
Pythagoras ( 572-490 SM), adalah seorang Matematikawan yang lahir di kota
Samos tidak jauh dari
kota Militus, Yunani. Kemungkinan Pythagoras adalah murid Thales, karena
usianya hanya berbeda 50 tahun. Pythagoras pernah belajar di Mesir dan menetap
beberapa tahun disana. Kemudian beliau belajar Matematika ke Babilonia dan
India. Sekembalinya belajar dari Babilonia dan India, beliau menetap di Crotona
(Yunani), karena kota tempat kelahirannya yaitu Samos dikuasai oleh tyrani
Polycrates dan Ionia dikuasai oleh bangsa Persia. Di Crotona beliau membuka
suatu akademi yang mengajarkan filsafat, matematika dan Sains.Hasil karya
sekolah Pythagoras adalah menentukan bilangan triple Pythagoras mengunakan
rumus.
Bagaimana
menentukan bilangan bulat tripel Pythagoras, dimana a, b adalah bilangan bulat,
sebagai sisi-sisi suatu suatu segitiga siku-siku” dan c adalah bilangan bulat sebagai
sisi miring segitiga siku-siku tersebut. Adapun untuk menentukan bilangan Triple
Pythagoras adalah dengan Rumus : c2
= a2 + b2 .
Rumus lain
untuk menentukan bilangan triple Pythagoras adalah :
( 2m )2 + (m2 – 1 )2 = ( m2
+ 1 )2 , dimana m
bilangan bulat sebarang .
Di bawah ini
ditunjukkan cara mencari kelompok bilangan triple Pythagoras, dengan menggunakan
rumus : ( 2m )2 + (m2 –
1 )2 = ( m2 + 1 )2 .
Gambar 1.
Tabel .
Kelompok Bilangan Triple Pythagoras
No.
|
m
|
(2m)2
|
( m2 – 1)2
|
(m2 + 1 )2
|
1
|
2
|
16
|
9
|
25
|
2
|
3
|
36
|
64
|
100
|
3
|
4
|
64
|
225
|
289
|
4
|
5
|
100
|
576
|
676
|
5
|
6
|
144
|
1225
|
1369
|
Berdasar tabel di atas, maka diperoleh kelompok-kelompok
bilangan, antara lain :
a.
(
9, 16 dan 25 )
b.
(
36, 64, dan 100 )
c.
(
64, 225, dan 289 )
d.
(
100, 576, dan 676 )
e.
(
144, 1225, dan 1369 )
Kelompok-kelompok
bilangan tersebut di atas, merupakan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku yang
diselesaikan menggunakan rumus triple Pythagoras
1.
Euclid
( 300 SM )
Euclid hidup
kira-kira pada saat Yunani masuk sebagai bagian wilayah kerajaan Macedonia. Raja-raja
Macedonia yang berkuasa di Macedonia antara lain :
a. Philip 338 SM,
b. Iskandar Agung 340 SM.
Setelah
Iskandar Agung meninggal, kekuasaan wilayah Macedonia dibagi menjadi tiga
wilayah kekuasaan, yaitu :
a. Jenderal Ptolemy menguasai wilayah Mesir,
b. Jenderal Seleusus menguasai wilayah Syria dan
c. Jenderal Antigonus dan Cassandar mengusai wilayah Macedonia.
Setelah
Jenderal Ptolemy berkuasa di Mesir,kemudian mengangkat dirinya sebagai raja
Mesir dengan gelar Ptolemy 1. Kota Alexandria oleh raja Ptolemy 1 dijadikan
sebagai pusat pemerintahan kerajaan Mesir. Kota Alexandria oleh raja Ptolemy 1,
dikembangkan sebagai pusat ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan.
Di kota
Alexandria oleh raja Ptolemy 1, didirikan Universitas dengan sarana dan
prasarana yang serba lengkap. Sarana dan prasarana tersebut antara lain berupa
: Ruang kuliah yang cukup, laboratorium,
perpustakaan, perumahan dosen dan asrama mahasiswa. Tenaga dosen Universitas didatangkan
dari luar Alexandria, terutama di datangkan dari Yunani. Perpustakaan
Universitasnya merupakan perpustakaan terbesar di dunia saat itu.
Ptolemy 1
memilih ilmuwan diangkat sebagai Ketua Departemen Matematika di Alexandria
yaitu Euclid. Euclid menulis dua belas buku, yang terdiri dari bermacam-macam
cabang ilmu pengetahuan, seperti matematika, Fisika, Astronomi dan Musik. Dari
seluruh karyanya itu yang paling terkenal adalah yang berjudul : “ The Elements”.
Buku The Elements adalah karya besar matematika yang sangat populer dan tidak
ada tandingannya. Buku ini diterbitkan pertama kali tahun 300 SM. Sampai
sekarang buku The Elements masih dijadikan orang sebagai dasar dalam pelajaran
Geometri Deduktif.
Buku The
Elements terdiri dari 13 jilid, pada jilid 1 s/d 6, Euclid memberikan lima
dalil ( postulat) yaitu :
1.
Melalui
dua titik dapat dibuat suatu garis.
2.
Dalam
suatu garis lurus dapat dibuat tak terhingga banyaknya garis-garis lurus secara
kontinyu.
3.
Suatu
lingkaran dapat dilukis dengan sembarang titik pusat dan jari-jari tertentu.
4.
Semua
sudut siku-siku adalah sama.
1.
bertemu
pada suatu titiik, yaitu pada bagian ( arah ) dimana jumlah kedua susdut
dalamnya lebih kecil dari dua sudut siku-siku.
Dalam buku
The Elements, Euclid juga memberikan lima Aksioma yaitu :
1.
Suatu
yang sama dengan yang lainnya adalah sama satu sama lainnya.
2.
Apabila
yang sama ditambahkan dengan yang sama, maka keseluruhannya adalah sama.
3.
Apabila
suatu yang sama dikurangi dengan yang sama, maka sisanya adalah sama.
4.
Sesuatu
yang serupa ( coinside) dengan yang lainnya adalah sama satu sama lainnya.
5.
Keseluruhan
adalah lebih besar dari sebagian.
Berdasar pada
penjelasan di atas, bahwa “ Geometri Deduktif “, adalah setiap kasus geometri penyelesaiannya
menggunakan suatu hukum yang bersifat umum, misal sebagai contoh
menggunakan :
a. Aksioma (comon nation )
b. Teorema.
c. Postulat (
dalil ),
A. Aplikasi Ilmu Deduktif Pada Geometri
Perlu anda ketahui bahwa
penyelesaiannya kasus geometri menggunakan suatu hukum
yang bersifat umum, misal sebagai contoh menggunakan :
“ Sistem Aksiomatik ( comon nation )
“.
Sistem aksiomatik
adalah sustu prosedur bahwa suatu hasil pembuktian diakui valid ( benar), jika didapat
melaui suatu percobaan, observasi, dan pengamatan intuitif. Adapun pembuktian kebenaran,
dapat digambarkan melalui rangkaian pernyataan sebagai berikut.
Perlu anda ketahui bahwa istilah atau
unsur pembuktian suatu kebenaran kasus geometri yang mengunakan sistem
aksiomatik antara lain berdasar pada :
1.
Undefined Term ( unsur atau istilah tidak dapat
didefinisikan )
2.
Defined Term ( Unsur atau istilah yang
didefinisikan).
3.
Aksioma ( unsur atau istilah yang diakui
kebenarannya tanpa pembuktian )
4.
Teorema ( unsur atau istilah yang diakui kebenarannya,
melalui suatu pembuktian kebenaran )
5.
Postulat atau dalil (unsur atau istilah yang
diakui kebenarannya melalui suatu pembuktian ).
Terdapat tiga jenis Geometri yang pembuktian kasus
kebenarannya berdasar pada sistem
aksiomatik, yaitu :
1.
Geometri Euclides,
2.
Geometri Non Euclides,
3.
Geometri Proyektif.
Selanjutnya di bawah ini akan
ditunjukkan contoh-contoh penyelesaian kasus
goemteri Euclid mengunakan sistem Aksiomatik.
Contoh 1 : Sistem Aksiomatik dengan Undefined Term / unsur atau istilah tidak didefinisikan
Titik dan garis dan relasi “ pada”,
ditetapka sebagai berikut :
Aksioma 1 : Terdapat tepat 3 titik
yang berbeda
Aksioma 2 : Dua titik tepat pada
satu garis
Aksioma 3 : Tidak semua titik pada
garis yang sama
Aksioma 4 : Sebarang dua garis
berbeda pada paling sedikit satu titik yang memuat keduanya.
Dari aksioma tersebut di atas dapat
diturunkan beberapa Teorema, yaitu :
Teorema 1 ; Dua garis berbeda pada
tepat satu titik
Teorema 2 : Terdapat tepat tiga
garis
Teorema 3 : Setiap garis mempunyai
dua titik padanya.
Contoh : 1
Buktikan : Suatu garis tidak memuat tiga titik berbeda.
Bukti : Andaikan satu garis memuat tiga titk berbeda.
Sehingga pengandaian satu garis m memuat tiga titik
berbeda yaitu titik P, Q dan R adalah
kontradiksi denganaksioma 2. Atau pengandaian satu
garis melalui tiga titik adalah salah.
Yang benar adalah : " Dua titik tepat pada satu garis" atau : " Suatu garis tidak memuat tiga
titik berbeda
adalah benar. Jadi satu garis tidak memuat tiga titik titik berbeda terbukti
benar.
Contoh 2 : Buktikan setiap garis pada tepat dua
titik ( Bukti langsung )
Bukti : Perhatikan Teorema 2 : Terdapat
tepat tiga garis; Misal garis itu adalah
: Misal 3 garis itu adalah : m, n, dan l .
Perhatikan Teorema 1 ; Dua garis berbeda pada
tepat satu titik ;
Sehingga garis m
memuat dua titik yaitu : titik R dan titik P dan garis n
memuat dua titk
yaitu : titik P
dan titik Q ) serta garis l memuat dua titik yaitu : titk R, dan titik Q . Jadi
setiap garis
memuat dua titik. Terbukti setiap garis
pada tepat dua titik
Berdasar penjelasan contoh 1, dan
contoh 2, tersebut di atas maka disimpulkan bahwa penyelesaian kasus geometri menggunakan suatu hukum yang bersifat umum ( misal : Aksioma,
Teorema ) atau penyelesaian kasus geometri dilskukukan secara deduktif. Jadi Geometri
merupakan ilmu deduktif.
IV.
Kesimpulan
1.
Geometri khususnya dan Matematika pada umumnya merupakan
ilmu yang sangat tua usianya, tetapi masih nampak cantik dan menarik untuk dipelajari.
2.
The
Elements, adalah buku karya Euclid diterbitkan pertama kali tahun 300 SM, masih
dijadikan sebagai dasar dalam pelajaran Geometri Deduktif sampai saat ini.
3.
Penyelesaian kasus Geometri Euclid berdasar pada
Sistem aksiomatik, yaitu cara pembuktian suatu kebenaran kasus geometri berdasarkan
pada aksioma dan teorema.
V.
Sumber Pustaka
Herman Hudojo, 1988. Mengajar Belajar Matematika.
Jakarta: Dirjen Dikti PPLPTK Depdikbud.
Internet ,
Pukul 12. 15 WIB 10/08/2018. Peta Lokasi Wilayah Yunani
. Sumber Bacaan : Geogle
Chrom.
Internet , Pukul
12.45 WIB Tgl. 10/09/2018. Sejarah Kerajaan Yunani Kuno.
Sumber Bacaan: Geogle
Chrom.
Muctar G, 1988. Sejarah
Matematika. Padang: Badan Penerbit FPMIPA IKIP Negeri Padang.
Sri Mulyani, 1999. Geomtri
Aksiomatik. Malang : Penerbit FMIPA Universitas Negeri Malang.
Sutawidjaya Akbar, 2001. Matakuliah Geometri. Malang
: PSSJ Pendidikan Matematika Universitas
Negeri Malang.
Minggu, 04 Maret 2018
Pembelajaran Konsep Fungsi Kuadrat Melalui Strategi Pemecahan Masalah Model Membuat Grafik
Pembelajaran Konsep Fungsi
Kuadrat Melalui Strategi Pemecahan Masalah Model Membuat
Grafik
Saryanto – UPBJJ UT Purwokerto
05
Maret 2018
A. Pendahuluan
Sesuatu yang perlu dipertimbangkan ketika seorang guru akan mengajarkan konsep
tertentu kepada siswa di ruang kelas, misal mengajarkan tentang konsep : “
Fungsi Kuadrat”, maka guru harus mampu memilih metode mengajar dan menerapkan
strategi / pendekatan mengajar yang
tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan
berpikir siswa.
Thomas L Schroeder dan Frank Lester. Jr ( 1994: hal 138), mengatakan
bahwa mengajar dengan metode pemecahan masalah / Problem solving, dibedakan
atas tiga macam strategi / pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan mengajar tentang pemecahan masalah
2. Pendekatan mengajar untuk Pemecahan Masalah
3. Pendekatan mengajar melalui Pemecahan masalah
1. Pendekatan mengajar tentang pemecahan masalah
2. Pendekatan mengajar untuk Pemecahan Masalah
3. Pendekatan mengajar melalui Pemecahan masalah
Dari penjelasan bahwa metode mengajar pemecahan masalah di atas, bahwa
terdapat tiga macam strategi pemecahan masalah, maka fokus pembahasan pada makalah
ini adalah butir ke-3, yaitu : “ Strategi / pendekatan mengajar melalui pemecahan
masalah”.
Selanjutnya Thomas L Schroeder dan Frank Lester. Jr, mengatakan bahwa untuk
mambantu siswa mempelajari konsep-konsep matematika dengan strategi / pendekatan
pemecahan masalah, maka guru menggunakan model pembelajaran, yaitu:
1. Mencari Pola-pola
2. Menggunakan sebuah model
3. Menggunakan sebuah gambar atau diagram
4. Memerankan
5. Membuat sebuah tabel/ grafik
6. Menduga dan mengujinya
7. Menginventarisasi semua kemungkinan yang ada
8. Memisahkan menjadi bagian-bagian/ menyederhanakan
9. Menghitung mundur/ memeriksa kembali
10. Mengubah cara pandang
1. Mencari Pola-pola
2. Menggunakan sebuah model
3. Menggunakan sebuah gambar atau diagram
4. Memerankan
5. Membuat sebuah tabel/ grafik
6. Menduga dan mengujinya
7. Menginventarisasi semua kemungkinan yang ada
8. Memisahkan menjadi bagian-bagian/ menyederhanakan
9. Menghitung mundur/ memeriksa kembali
10. Mengubah cara pandang
Dari sepuluh
macam strategi / pendekatan pemecahan masalah tersebut di atas, maka makalah
ini dibatasi pada strategi / pendekatan pemecahan masalah butir lima yaitu strategi
/ pendekatan mengajar pemecahan masalah membuat
tabel atau grafik. Seheingga makalah ini diberi judul : “ Pembelajaran Konsep Fungsi Kuadrat
Melalui Strategi Pemecahan
Masalah Model Membuat Grafik”
B. Rumusan
Masalah
Berdasar pada judul makalah tersebut di atas, maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut.
1.
Apakah Hakekat Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM)?
2.
Apa yang dimaksud Fungsi Kuadrat?
3.
Bagaimana langkah-langkah Mengajarkan Konsep Fungsi
Kuadrat Menggunakan Model Membuat Grafik?
C. Pembahasan Masalah
I. Hakekat Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM)
Jika kita perhatikan kegiatan belajar mengajar ( KBM) matematika yang dilaksanakan
di ruang kelas, pada hakekatnya terdiri dari dua kegiatan, yaitu :
1.
Kegiatan mengajar ( berpusat pada guru)
2.
Kegiatan pembelajaran ( berpusat pada siswa)
1. Kegiatan Mengajar
Sebelum guru tampil di ruang kelas untuk mengajarkan pokok bahasan tertentu
yang akan disampaikan pada siswa, maka guru diwajibkan menyusun rencana
pengajaran yang akan dipakai sebagai pedoman guru dalam mengajar. Terdapat
beberapa model rencana pengajaran yang dapat digunakan guru sebagai acuan
mengajar, satu diantaranya adalah rencana pengajaran model PPSI ( Progam Pengajaran
Sistem Instruksional). Adapun kerangka dari model PPSI adalah : 1.Tujuan,
2. Materi/ Isi bahan pelajaran, 3.Metode, 4. Alokasi Waktu, dan 5.
Eva-luasi.
a.Tujuan
Mengajar adalah kegiatan guru yang berorientasi pada tujuan, terarah pada tujuan, dan bertujuan untuk mencapai hasil belajar. Mengajar berorientasi pada tujuan dalam arti bahwa dalam rangka guru melakukan kegiatan belajar mengajar , maka guru berpedoman pada tujuan instruksional umum ( TIU) yang telah ditentukan oleh Garis-garis Besar Pro-gram Pengajaran ( GBPP) dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Terarah pada tujuan , dalam arti bahwa akan terjadi perubahan perilaku pada siswa melalui kegiatan belajar mengajar tersebut. Sedangkan mengajar untuk mencapai hasil belajar (siswa memiliki kompetensi ) akan tercapai melalui kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian, ketika guru akan mengajar, maka guru tersebut menetapkan sasaran yang hendak dicapai ( TIU= Tujuan Instruksional Umum) dan (TIK= Tujuan Instruksional Khusus). Untuk mencapai tepat sasaran, guru merencanakan atau merumuskan tujuan instruksional ( TIU) yang diharapkan tercapai ( TIK) melalui kegiatan belajar mengajar, sehingga hasil belajar yang dikuasai siswa optimal.
b. Materi/ Isi bahan pelajaran
Setelah guru menetapkan tujuan instruksional, maka langkah selanjutnya guru memilih materi / isi bahan pelajaran (misal : “Mengambar grafik fungsi kuadrat”), yang akan diajarkan pada siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan materi pelajaran yang yang diajarkan oleh guru sesuai dengan rumusan tujauan instruksional yang telah dibuat.
c.Metode Mengajar
Setelah guru menentukan tujuan instruksioal dan memilih materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa, maka guru perlu menentukan metode mengajar yang tepat, sehingga hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instrusional dan materi yang diajarkan.
d. Alokasi Waktu
Setelah guru merumuskan tujuan instruksional, menyiapkan materi pelajaran den memilih metode mengajar yang akan digunakan, maka langkah berikutnya adalah guru merinci alokasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Berapa menit waktu yang diperlukan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan awal / apersepsi, kegiatan inti, dan kegiatan akhir/ evaluasi) .
e. Evaluasi.
Tujuan instruksional khusus, materi pelajaran dan evaluasi merupakan tritunggal dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam arti bahwa evaluasi merupakan alat ukur keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang dirumuskan oleh guru pada rencana pengajaran.
a.Tujuan
Mengajar adalah kegiatan guru yang berorientasi pada tujuan, terarah pada tujuan, dan bertujuan untuk mencapai hasil belajar. Mengajar berorientasi pada tujuan dalam arti bahwa dalam rangka guru melakukan kegiatan belajar mengajar , maka guru berpedoman pada tujuan instruksional umum ( TIU) yang telah ditentukan oleh Garis-garis Besar Pro-gram Pengajaran ( GBPP) dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Terarah pada tujuan , dalam arti bahwa akan terjadi perubahan perilaku pada siswa melalui kegiatan belajar mengajar tersebut. Sedangkan mengajar untuk mencapai hasil belajar (siswa memiliki kompetensi ) akan tercapai melalui kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian, ketika guru akan mengajar, maka guru tersebut menetapkan sasaran yang hendak dicapai ( TIU= Tujuan Instruksional Umum) dan (TIK= Tujuan Instruksional Khusus). Untuk mencapai tepat sasaran, guru merencanakan atau merumuskan tujuan instruksional ( TIU) yang diharapkan tercapai ( TIK) melalui kegiatan belajar mengajar, sehingga hasil belajar yang dikuasai siswa optimal.
b. Materi/ Isi bahan pelajaran
Setelah guru menetapkan tujuan instruksional, maka langkah selanjutnya guru memilih materi / isi bahan pelajaran (misal : “Mengambar grafik fungsi kuadrat”), yang akan diajarkan pada siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan materi pelajaran yang yang diajarkan oleh guru sesuai dengan rumusan tujauan instruksional yang telah dibuat.
c.Metode Mengajar
Setelah guru menentukan tujuan instruksioal dan memilih materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa, maka guru perlu menentukan metode mengajar yang tepat, sehingga hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instrusional dan materi yang diajarkan.
d. Alokasi Waktu
Setelah guru merumuskan tujuan instruksional, menyiapkan materi pelajaran den memilih metode mengajar yang akan digunakan, maka langkah berikutnya adalah guru merinci alokasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Berapa menit waktu yang diperlukan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan awal / apersepsi, kegiatan inti, dan kegiatan akhir/ evaluasi) .
e. Evaluasi.
Tujuan instruksional khusus, materi pelajaran dan evaluasi merupakan tritunggal dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam arti bahwa evaluasi merupakan alat ukur keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang dirumuskan oleh guru pada rencana pengajaran.
2. Kegiatan Pembelajaran
Guru merupakan fasilitator dalam pembelajaran matematika di ruang kelas. Setiap materi atau konsep tertentu yang dipelajari
siswa di ruang kelas, akan direspon siswa melalui panca indra. Perlu anda
ketahui bahwa panca indera terdiri dari lima macam yaitu :
a. Indera penglihatan ( mata), terlihat indah, terlihat bersih, dll
b. Indera pendengaran ( telinga ) : terdengar suara merdu, terdengar
suara blero, dll
c. Indera peraba (kulit) : diraba
halus, kasar, licin dll.
d. Indera Pembau (hidung), bau harum, bau pesing, bau amis, bau penguk
dll
e. Indera Perasa (idah), rasa manis, rasa pahit, rasa gurih dll.
Informasi atau data tentang
konsep tertentu yang diterima panca indera, selanjutnya panca indera mentransver
konsep tersebut ke otak. Setiap konsep yang masuk ke otak akan
diproses secara asimilasi, jika informasi yang masuk sesuai dengan data yang telah
tersimpan di otak. Di dalam otak konsep yang sudah diproses secara asimilasi selanjutnya
disimpan oleh jaringan informasi dalam otak yang disebut Schemata. Jika
ternyata data yang masuk ke otak merupakan data baru, maka akan diproses oleh
otak sesara akomodasi. Konsep yang telah diproses sacara akomodasi, selanjutnya
akan disimpan oleh jaringan informasi (Schemata) melalui inovasi ( pembaharuan
) schemata.
Pembelajaran adalah
perubahan perilaku seseorang sebagai akibat pengalaman atau informasi baru yang
disimpan pada schemata. Potensi (kemampuan) seseorang tergantung seberapa
banyak informasi atau data yang tersimpan pada schemata. .Potensi kemampuan
seseorang menerima informasi baru berbeda antara seseorang dengan orang / siswa
lainnya.
Sebagai ilustrasi tentang
perbedaan potensi kemampuan seseorang menerima informasi baru, kita ambil sebagai
contoh adalah membandingkan potensi kemampuan manusia dengan potensi kemampuan
kuda dalam hal kecepatan lari.. Manusia tidak mungkin dapat mengalahkan
kecepatan lari terhadap kuda, karena unsur fisik kuda berbeda dengan unsur
fisik manusia.
Bloom mengatakan bahwa unsur-unsur psikhis
manusia terdiri dari :
(1). Unsur Cognitif ( berpikir) , (2).
Unsur Afektif ( sikap) , dan (3). Unsur psikhomotor ( keterampilan)
Dengan berbekal pada satu
dari tiga unsur psikhis manusia yaitu unsur cognitif ( berfikir ), manusia dapat memanfaatkan kuda sebagai alat (menunggang)
kuda, sehingga dengan menunggang kuda manusia dapat lari secepat kuda.
Berdasar pada pemnjelasan
potensi kemampuan manusia, maka proses pembelajaran akan berlangsung efektif,
jika guru dapat menggali potensi kemampuan siswa. Pemanfaatkatan potensi
kemampuan siswa dalam pembelajaran, ini berarti pembelajaran pemecahan masalah
dengan strategi cara belajar siswa aktiv ( CBSA). Pembelajaran Konsep Fungsi Kuadrat
Melalui Strategi Pemecahan
Masalah Model Membuat Grafik”, juga merupakan pembelajaran strategi CBSA
tinggi.
Berdasar pada pembahasan kegatan
pembelajan di atas, maka di bawah ini akan dikupas dengan urutan seperti
tersebut di bawah ini, yaitu :
1. Pengertian Fungsi Kuadrat
Gb.1
Pada
gambar diagram panah (1) tersebut di atas, bahwa menunjukkan bahwa setiap
elemen himpunan A dipasangkan (relasi) tepat satu dan hanya satu elemen himpunan
B, maka pemasangan elemen himpunan A dengan elemen himpunan B tersebut
dinamakan fungsi atau pemetaan...
Pada gambar panah (2) tersebut di atas, bahwa terdapat relasi setiap elemen
himpunan A dipasangkan dengan lebih dari satu elemen himpunan B. Relasi yang
ditunjukkan pada gambar (2) adalah bukan merupakan fungsi.
Pada gambar diagram panah (3) yang memiliki ciri-ciri setiap elemen himpunan A
dipasangkan dengan elemen himpunan B tepat satu elemen himpunan B. Relasi pada
diagram panah gambar (3 disebut fungsi atau pemetaan.
Pada gambar diagram panah (4) memiliki ciri setiap elemen himpunan A
dipasangkan ( relasi) dengan tepat satu dan hanya satu elemen himpunan B
disebut fungsi atau pemetaan.
Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B dikatakan
fungsi, dilambangkan dengan :f: A-->B.
Perlu anda ketahui bahwa relasi ( hubungan) atau pemasangan selain dapat ditunjukkan
dengen diagram anak panah, dapat juga ditunjukkan menggunakan diagram
Cartesius..
Sebuah fungsi f yang dinyatakan dengan rumus :f(x) = ax2
+ bx + c
dengan a, b, c bilangan real R dan a ≠ 0 dinamakan sebagai fungsi
kuadrat. Aturan fungsi kuadrat ini jika dinyatakan dalam bentuk lain adalah
sebagai berikut:
f(x) = ax2 +
bx + c
f(x) = a ( x2 + b/a.x
) + c
= a
( x2 + b/a.x + b2/4a2 - b2/4a2
) + c
= a
( x2 + b/a.x + b2/4a2 ) –
(ab2/4a2 ) + c
= a
( x + b/2a )2 – (b2/4a)
+ c
= a
( x + b/2a )2 – {b2/4a)
+ c.( 4a/4a )}
= a
( x + b/2a )2 – {(b2/4a)
+ (4ac//4a}}
= a
( x + b/2a )2 – (b2
– 4ac) / 4a ; dengan D = b2 – 4ac
= a
( x + b/2a )2 – D/4a
Dari pembehasan di atas, tampak bahwa fungsi f akan memncapai nilai
optimum jika :
x +
(b/2a) = 0 atau x = - (b/2a). Oleh sebab itu fungsi f mencapai nilai balik –
D/4a untuk x = - b/2a, Titik balik
maksimum jika a < 0 dan titik balik
minimum jika a > 0. Dengan demikian titik balik ( puncak ) grafik fungsi f
adalah ( - b/2a, - D/4a)dan garis sumbu simetri melalui titik balik yaitu
melalui x = -b/2a.
2. Langkah-langkah Membuat Grafik Fungsi Kuadrat
Untuk membuat grafik fungsi kuadrat,
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1). Menentukan beberapa titik anggota fungsi f
dengan cara memilih beberapa nilai x elemen bilangan bulat pada daerah asal
fungsi (codomen), selanjutnya hitunglah nilai fungsi f ( range fungsi atau daerah
hasil fungsi, menggunakan daftar ( tabel).
2). Gambarkan koordinat titik-titik yang telah
diperoleh pada langkah satu, pada sebuah bidang koordinat atau bidang bidang Cartesius.
3). Hubungkan titi-titik yang telah digambarkan
pada bidang Cartesius pada langkah 2,
sehingga
terbentuklah kurva parabola.
Contoh 1 : Gambarlah grafik fungsi : y = x2
– 4x + 4 , jika daerah asalnya adalah :
D = { x │ 0 ≤ x
≤ 4 }
Jawab:
Langkah 1 :
Menentukan titik-titik ( Codomen) untuk disubstitusikan ke fungsi y = x2
– 4x + 4
Menggunakan tabel.:
Titik
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
x
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
y
|
4
|
1
|
0
|
1
|
4
|
Langkah 2,
Gambarkan koordinat ( absis dan ordinat), yaitu
: A(0,4) ; B(1,1), C(2,0), D(3,1), E(4,4), pada bidang Cartesius
Langkah 3: Hubungkan titik absis dan ordinat (
koordinat) masing-masing titik tersebut.
Gambar 1.
Grafik Fungsi Kudrat
Berdasar pada gambar 1, Grafik fungsi kuadrat
di atas, dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1.
Daerah asal fungsi f adalah D = { x │ 0 ≤
x ≤ 4, x ɛ R }
2.
Daerah hasil fungsi f adalah { y │ 0 ≤ y ≤ 4 , y ɛ R }
3.
Pembuat nol fungsi adalah x = 2, sebab jika disubtitusikan ke fungsi
maka:
y
= x2 – 4x + 4
Y
= 22 – 4 (2) + 4
Y
= 8 – 8
Y
= 0
4.
Sumbu simetri
adalah x = - b/ 2a
x
= - (-4) / 2
x = 4/2
x = 2
5.
Titik balik kurva parabola adalah x = - b / 2a
, jadi x = 2
6.
Kurva parabola terbuka ke atas sebab a > 0
yaitu a = 1
Contoh 2 : Gambarlah grafik fungsi : y = -x2
+ 5x -4 , jika Codomennya, D = { x │ 0 ≤ x ≤ 5}
Jawab :
1. Menentukan
titik-titik ( Codomen) untuk disubstitusikan ke fungsi y = - x2 + 5x
– 4,
Menggunakan tabel.:
Titik
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
x
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Y
|
- 4
|
0
|
2
|
2
|
0
|
-4
|
Langkah 2,
Gambarkan koordinat ( absis dan ordinat), yaitu
: A(0,-4) ; B(1,0), C(2,2), D(3,2), E(4,0), dan F( 5,-4). pada bidang Cartesius
Langkah 3 : Hubungkan titik-titik koordinat
maing-masing-masing titik tersebut.
Gambar.2 : Grafik fungsi kuadrat.
Berdasar pada gambar 2, Grafik fungsi kuadrat di atas, dapat kita
simpulkan sebagai berikut:
1.
Daerah asal fungsi f adalah D = { x │ 0 ≤
x ≤ 5, x ɛ R }
2.
Daerah hasil fungsi f adalah { y │ -4 ≤ y ≤
2,5 , y ɛ R }
3.
Pembuat nol fungsi adalah x = 1 dan 4, sebab jika disubtitusikan ke
fungsi maka:
y
= - x2 + 5x – 4
Untuk
x = 1 maka y = - (1)2 + 5(1)
-4 = 0
Untuk
x = 4 maka y = -(4)2 + 5(4) – 4 = 0
4.
Sumbu simetri
adalah x = - b/ 2a, maka x = -5/2.(-1)
= -5/-2 = 2,5
5.
Titik balik kurva parabola adalah x = - b / 2a
, jadi x = -5/2.(-1) = -5/-2 = 2,5
x = 2,5
6.
Kurva parabola terbuka ke bawah, sebab a <0 yaitu a = -1
D. Kesimpulan
Berdasar pada pembahasan di atas maka Pembelajaran Konsep Fungsi Kuadrat
Melaui Strategi Pemecahan Masalah Model Membuat Grafik”, juga merupakan
model pembelajaran yang dilakukan dengan
cara menggali potensi kemampuan yang dimiliki siswa.
E. Sumber Pustaka
Albert B. Bennet, Jr, 2004. Mathematics For Elementtary
Teaches A Conceptual Approach.
New York : Higher Education.
Herman Hudoyo, 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta:
Dirjen Dikti, LPTK.
Kennedy Leonard M, 1994. Guding Children’s Learning of
Mathematics. California : Steve
Tipps.
Simangunsong, 1987.Materi Metode dan Penilaian. Jakarta: Penerbit Akademika Pressindo.
Soelaeman
M.I, 1988. Suatu Telaah Tentang Manusia –Religi- Pendidikan. Jakarta:
Dirjen Dikti, PPLPTK.
Suhendra , dkk, 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.Jakarta :
Penerbit Universitas
Terbuka.
Langganan:
Postingan (Atom)