Senin, 06 Februari 2017

Melestarikan Prosesi Pernikahan Adat Bugis-Makasar di Propinsi Sulawesi Selatan

Melestarikan Prosesi Pernikahan Adat Bugis-Makasar di Propinsi Sulawesi Selatan
Oleh : Saryanto
UPBJJ-UT Purwokerto
6 Februari 2017
A.  Pendahuluan   
          Duyvendak ( 1965: hal.14 ) mengatakan bahwa kesatuan politik dari pada Indonesia ( terkecuali enclave-enclave dari negara asing ) tidak sama dengan daerah yang atas dasar etnologi dan lainnya disebut Indonesia.
          Berdasar pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa pengertian bangsa Indonesia dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Pengertian bangsa Indonesia dari sudut pandang politik.
2. Pengertian bangsa Indonesia dari sudut pandang Etnologi.
1. Pengertian bangsa Indonesia dari sudut pandang politik
          Bangsa Indonesia secara politik adalah penduduk ( asli dan emigran) warga negara Indonesia ( WNI) yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau berdomisili di negara lain.
          Secara astronomis wilayah negara kesatuan Republik Indonesia terletak pada 6 0 LU – 11 0 LS  dan  95 0 BT – 1410  BT. Dengan demikian penduduk asli dan pendatang WNI yang berdomisili di wilayah tersebut adalah merupakan bangsa Indonesia. Oleh karena itu penduduk asli Papua NKRI adalah bangsa Indonesia.
2. Pengertian bangsa Indonesia dari sudut pandang Etnologi
         Yang dimaksud bangsa Indonesia secara etnologi adalah pendudduk yang mempunyai kesamaan budaya dan kesamaan fisik tubuh kecil, yang berdomisili wilayah kepulauan Indonesia atau penduduk yang berdomisili di wilayah negara lain. Yang merupakan bangsa Indonesia terdiri dari lima rumpun bangsa, yaitu :  
 a. Bangsa Negrito ;
 b. Bangsa Weda;
 c. Bangsa Melayu Tua; dan
 d. Bangsa Melayu Muda.
a. Bangsa Negrito
          Bangsa Negrito memiliki ciri fisik tubuh :
1).Bentuk kepala bulat sedang ( mesocephael); 2). Rambut keriting; 3). Bentuk badan kecil;
4). Tinggi badan ( laki-laki rata-rata kurang dari 155 cm); 5). Warna kulit : hitam

        Yang termasuk bangsa Negrito antara lain :
a). Bangsa Aeta di negara Filipina; b). Bangsa Semang di negara Malaysia ( Semenanjung Malaka), c). Penduduk asli yang berdomisili di wilayah kepulauan Nusatenggara Timur.

b. Bangsa Weda
          Bangsa Weda memiliki ciri-ciri fisik tubuh:
1).Bentuk kepala bulat sedang ( mesocephael); 2). Rambut ngandan-andan ( mengombak)
3). Bentuk badan kecil; 4). Tinggi badan ( laki-laki rata-rata  155 cm).
5). Warna kulit : sawo matang atau colat muda.

          Yang termasuk bangsa Weda antara lain :
1). Bangsa Ceylon ( Negara Sri Langka ); 2). Bangsa Sakai ( di Siak Sumatera Selatan)
3). Bangsa Kubu ( Palembang dan Jambi); 4) Bangsa ( Lubu, Orang Ulu, Mamak )
5). Bangsa Batak dan Gayo ( Sumatera Utara.)
6. Bangsa Enggano dan bangsa Mentawai ( pulau Engano dan kepulauan Mentawai).
7). Bangsa Tokea ( Sebelah tenggara semenanjung Malaka); h). Bangsa Tomuna ( di P. Muna)
8). Bangsa Toala ( Sebelah barat semenanjung Malaka)
c. Bangsa Melayu Tua
          Ciri-ciri fisik tubuh bangsa Melayu Tua :
1).Bentuk kepala bulat sedang ( mesocephael); 2). Rambut lurus lemas; 3). Bentuk badan kecil;
4). Tinggi badan ( laki-laki rata-rata kurang dari 165 cm).
5). Warna kulit : kuning ( sawo mentah) dan ada pula yang sawo matang ( Coklat).
          Yang termasuk bangsa Melayu Tua antara lain :
1). Bangsa Batak ( Sumatera Utara); b). Bangsa Dayak ( Kalimantan )
2). Bangsa Toraja ( Sulawesi Tengah ); d). Bangsa Baduy ( Jawa Barat)
e) Bangsa Tengger ( Jawa Timur)
d. Bangsa Melayu Muda
          Ciri-ciri fisik tubuh bangsa Melayu Muda adalah :
1).Bentuk kepala bulat sedang ( mesocephael); 2). Rambut lurus lemas
3). Bentuk badan kecil; 4). Tinggi badan ( laki-laki rata-rata 165 cm)
5). Warna kulit : kuning dan ada pula yang sawo matang ( Coklat).
         Yang termasuk bangsa Melayu Muda antara lain :
1). Bangsa Jawa.2). Bangsa Madura, ; 3). Bangsa Sunda; 4). Bangsa Bali; 5). Bangsa Bugis:
6).  Bangas Makasar.  7). Bangsa Ternate; 8) Bangsa Minang Kabau; 9). Bangsa Aceh;
10). Bangsa Banjar. 11). Bangsa Melayu ( Riau dan Jambi, Palembang, Lampung, Bengkulu);
12). Bangsa Minahasa 13). dan yang lain
          Bangsa-bangsa yang disebutkan di atas, berasal dari benua Asia daratan yaitu  daerah Tongkin, Daerah Pesisir Teluk Tongkin, Vietnam .

Berkas:Gulf of Tonkin location.gif

          Mereka pindah dari daerah Tongkin menyeberangi lautan menuju wilayah kepulauan Indonesia. Mereka bangsa pelaut, disebut juga bangsa maritim, mereka adalah merupakan nenek moyang bangsa Indonesia. Mengapa mereka pindah ke wilayah kepulauan Indonesia? Apa karena ada bencana alam atau bencana perang, atau disana sudah padat penduduk dan sulit mencari lapangan kerja?
          Kedatangan bangsa Negrito, bangsa Weda, bangsa Melayu Tua, maupun bangsa Melayu Muda tidak bersamaan, mereka masuk ke wilayah kepulauan Indonesia sebagai bangsa primitif, dengan ciri-ciri :
a.    Kehidupannya sehari-hari terisolasi dari budaya bangsa lain
b.    Bersifat kolot
c.    Pemilikan benda sebagai jimat, animisme dan dinamisme
d.    dll.
          Setelah masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam, maka kebudayaan Indonesia mengalami perkembangan. Budaya upacara perkawinan di wilayah kepulauan Indonesia mengalami perkembangan dan menjadi sangat beragam, dan masing-masing adat perkawinan berbeda antara masyarakat satu dengan mayarakat lainnya.
        Untuk memudahkan pembahasan, maka makalah ini lebih difokuskan pada tradisi /adat prosesi pernikahan masyarakat Bugis-Makasar, di propinsi Sulawesi Selata, dengan  judul : “ Melestarikan Prosesi Pernikahan Adat Bugis-Makasar di Propinsi Sulawesi Selatan.” 
B. Rumusan Masalah
          Berdasar pada uraian pendahuluan di atas, maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut.
1.    Dimana Letak Propinsi Sulawesi Selatan?
2.    Mengapa empat rombongan berbeda domisili melakukan perjalanan ke kota Makasar, propinsi Sualwesi Selatan?
3.    Bagaimana cara melestarikan prosesi pernikahan tradisi / adat masyarakat Bugis-Makasar?
C.  Pembahasan

1.    Letak Propinsi Sulawsi Selatan

          Wilayah kepulauan Indonesia terdiri dari pulau-pulau besar dan pulau- pulau kecil, Pulau-pulau di wilayah kepulauan Indonesia tersebut, banyak yang sudah diberi nama terutama pulau-pulau besar, tapi ada yang belum bernama terutama pulau-pulau kecil.
          Nama-nama pulau besar di wilayah kepulauan Indonesia antara lain :
P. Sumatera, pulau Kalimantan, P. Jawa, pulau Sulawesi, P. Papua, P. Bali, P. Lombok, P. Sum Sumbawa, P. Sumba , P. Flores , P. Solor, P. Alor, P. Timor, P. Halmahera , ... , dll.
          Dari nama-nama pulau tersebut di atas, pembahasan kita batasi pada P. Sulawsi, yaitu sebagai berikut.
         Letak pulau Sulawesi secara administrasi adalah merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) , yang terbagi menjadi enam propinsi ( Daerah Tingkat 1), yaitu :
1.    Propinsi Sulawesi Selatan ibu kotanya Makasar;
2.    Propinsi Sulawesi Barat ibu kota Mamuju ;
3.     Propinsi Sulawesi Tenggara ibukotanya Kendari;
4.    Propinsi Sulawesi Tengah ibukotanya Palu;
5. Propinsi Gorontalo ibukota Gorontalo;
6. Propinsi Sulawesi Utara ibukotanya Menado.
          Dari enam wilayah propinsi yang terdapat di P. Sulawesi tersebut di atas, maka pada butir satu adalah wilayah propinsi Sulawesi Selatan yang beribukota Makasar. Penduduk yang menempati propinsi Sulawesi Selatan, terdiri dari :
a.    Penduduk Asli
          Penduduk asli propinsi Sulawesi Selatan adalah Suku Bugis-Makasar .
b.    Penduduk pendatang antara lain:
1). Suku Jawa, 2). Suku Sunda, 3). Suku Batak, 4). Suku Dayak. 5). Suku Sasak, . . . dll.
          Provinsi Sulawesi Selatan secara administratif meliputi 24 kabupaten ( daerah tingkat 2),, seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.  
Tabel 1. Jumlah Kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan
No
Kode
Kabupaten/Kota
Ibu Kota Kabupaten
1
01
Kabupaten Kepulauan Selayar
Benteng
2
      02
Kabupaten Bulukumba
Bulukumba
3
03
Kabupaten Bantaeng
Bantaeng
4
04
Kabupaten Jeneponto
Bontosunggu
5
05
Kabupaten Takalar
Pattallassang
6
06
Kabupaten Gowa
Sungguminasa
7
07
Kabupaten Sinjai
Sinjai
8
      08
Kabupaten Bone
Watampone
9
09
Kabupaten Maros
Turikale
10
10
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Pangkajene
11
11
Kabupaten Barru
Barru
12
12
Kabupaten Soppeng
Watansoppeng
13
13
Kabupaten Wajo
Sengkang
14
14
Kabupaten Sidenreng Rappang
Watang Sidenreng
15
15
Kabupaten Pinrang
Pinrang
16
16
Kabupaten Enrekang
Enrekang
17
17
Kabupaten Luwu
Belopa
18
18
Kabupaten Tana Toraja
Makale
19
       19
Kabupaten Luwu Utara
Masamba
20
       20
Kabupaten Luwu Timur
Malili
21
21
Kabupaten Toraja Utara
Rantepao
22
       22
Kota Madya Makassar
Makasar
23
       23
Kota Parepare
-
24
       24
Kota Palopo
-
Sumber informasi: Kementerian Dalam Negeri RI
          Propinsi Sulawesi Selatan, secara geografis terletak di d daerah yang dibatasi oleh. 
1. Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makasar
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores
3. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone
4.Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Barat, dan Sulawei Tengah
          Untuk lebih menambah wawasan tentang proinsi Sulawesi Selatan, di bawah ini ditunjukkan Peta Lokasi Propinsi Sulawesi Selatan (lihat gambar 2).
about:blank
Gambar 2. Peta Lokasi Pulau Sulawesi.
2.    Empat Rombongan Berbeda Domisili Melakukan Perjalanan ke Kota Makasar, Propinsi Sulawesi Selatan.
          Sebanyak empat rombongan dari domisili berbeda melakukan perjalanan menuju kota Makasar, Propinsi Sulawesi Selatan, yaitu :
a.    Rombongan Berangkat Dari Purwokerto
          Route perjalanan dari Purwokerto ke Makasar secara relatif jauh jaraknya dan melewati bentangan alam ( natural landscape) darat dan laut. Banyak biro jasa perhubungan darat, laut dan udara yang memasang tarif ekonomi, bisnis maupun eksekutif, serta jadwal pemberang-katan yang relatip tetap dari Purwokerto ke Makasar atau sebaliknya. Sehingga setiap  pema-kai jasa perhubungan, perlu menyesuaikan ketentuan jadwal pemberangkatan dan tarif / harga tiket yang dipasang.
          Rombongan pertama yang beranggota tiga orang yaitu dua orang suami istri (Saryanto dan Reni Yuniarti) dan satu orang anak kandung pasangan suami istri tersebut yaitu ( Hari Ady Prasetya ), menempuh route perjalanan dari Purwokerto, Yogyakarta, ke Makasar.
          Route perjalanan pertama yang ditempuh adalah adalah dari rumah menuju stasiun kereta api Purwokerto. Dengan menggunakan  jasa angkutan Taksi, rombongan berangkat dari rumah ( desa Dukuhwaluh) pada hari kamis, tanggal 24 Nopember 2016  pukul 22.30 WIB, menuju ke stasiun kereta api Purwokerto.
          Route perjalanan berikutnya adalah dari stasiun Purwokerto menuju stasiun kereta api Yogyakarta. Hari kamis, tanggal 24 Nopember 2016, pukul 24.00 WIB, rombongan dengan menggunakan jasa angkutan kereta api Sawung Galih dari stasiun KA Purwokerto, menuju Stasiun Tugu Yogyakarta. Rombongan sampai di stasitun Tugu Yogyakarta pada hari Jum’at, tanggal 25 Nopember 2016, pukul 04.00 WIB.
          Route selanjutnya adalah dari stasiun kereta api Yogyakarta menuju bandara Adi Sucipto, rombongan menggunakan taksi  dari stasiun Tugu Yoyakarta menuju ke bandara Adi Sucipto Yogyakarta.
          Rote perjalanan berikutnya dari bandara Yogyakarta ke bandara Makasar. Dengan pesawat Garuda yang take-up hari Jum’at, tanggal 25 Nopember 2016 pukul 09.30 WIB dari bandara Adi Sucipto Yogyakarta, pesawat landing di bandara Sultan Hasanudin Makasar sekitar pikul 13.00 WITENG ( Waktu Indonesia Tengah). Di bandara Sultan Hasanudin, Makasar rombongan dijemput oleh keluarga pihak pengantin wanita, dan di antar menggunakan Taksi menuju hotel Tree tempat rombongan menginap.
b. Rombongan Yang Berangkat Dari Merauke
          Rombongan kedua yang berangkat dari Merauke terdiri dari empat orang, dua orang adalah suami dan istri ( Arif Hari Ujiono dengan Ela Wahyuni) dan satu orang anak dari pasangan suami istri  tersebut  bernama Almahira Ayu Hananiar (Aira ) yang lahir di Merauke pada tanggal 12 Februari 2016. Dan satu orang lagi adalah Ibu kandung Ela Wahyuni . Ibu kandung Ela Wahyuni langsung menuju rumah orang tuanya di Makasar. Ibu kandung Ela Wahyuni juga berasal dari Suku Bugis-. Mereka.
           Mereka berangkat dari rumah di Merauke menggunakan  angkutan taksi menuju Bandara Mopah, Merauke. Selanjutnya rombongan dari bandara Mopah Merauke menggunakan pesawat Citilink menuju Bandara Sultan Hasanudin, Makasar, propinsi Sulawesi Selatan. Di bandara Sultan Hasanudin, rombongan dijemput oleh keluarga pihak pengantin wanita, dan di antar menggunakan Taksi menuju hotel Tree tempat rombongan menginap.
c.    Rombongan Berangkat Dari Jedah,  kerajaan Arab Saudi
          Rombongan ketiga adalah rombongan yang berangkat dari Jedah, Arab Saudi,  ke Makasar, Indonesia, yaitu Hepi Hari Susapto,  ditemani oleh dua orang dosen ( suami istri ). Kedua dosen suami –istri tersebut adalah dosen senior ( Prof. DR) di perguruan tinggi METU ( Midle East Technologi of University), adalah nama suatu suatu perguruan tinggi di Ankara, Turky. Dosen ( suami istri ) itu, berasal dari etnis Cataristan, negara Rusia. Setelah sampai Di bandara Sultan Hasanudin Makasar ( Indonesia), rombongan dijemput oleh keluarga pihak pengantin wanita, dan di antar menggunakan Taksi menuju hotel Tree tempat rombongan menginap. Hepi Hari Susapto adalah pengantin laki-laki yang akan melangsungkan pernikahan dengan Amdya Hufiffah. 
d. Rmbongan Teman-teman Alumnus SMA Semesta Semarang
          Rombongan keempat yaitu, tiga orang teman-teman Hepi dari ( Alumnus SMA Semesta, Semarang ).  Mereka ada yang berangkat dari Bandung, ada yang berangkat dari Jakarta dan ada yang berangkat dari Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan. Setelah sampai di bandara Sultan Hasanudin Makasar, rombongan dijemput oleh keluarga pihak pengantin wanita, dan di antar menggunakan Taksi menuju hotel Tree tempat rombongan menginap.                   
          Di Hotel Tree ( Hotel Pohon) sebagai tempat menginap, telah disiapkan  5 kamar untuk menginap empat rombongan tersebut di atas, yaitu pada lantai tingkat 8. Adapun kamar-kamar yang dipesan adalah kamar nomor 809, kamar nomor 810, kamar nomor 811, kamar nomor 812, dan kamar nomor 813.
          Kamar-kamar teratur rapi  dan dilengkapi  fasilitas mandi air panas yang diperoleh dengan cara memutar kran pada pipa air mandi yang tersedia di tiap kamar mandi, sedang-kan jika akan mandi air biasa / normal  kran pipa air mandi tidak perlu diputar. Untuk naik atau turun dari lantai tingkat tertentu ke tingakat lainnya, hanya dengan memencet tombol  nomor di ruang Lif,  sesuai dengan tingkat lantai yang akan dituju.       
          Kedatangan rombongan-rombongan tersebut di atas dalam rangka menghadiri acara pernikahan antara Hepi hari Susapto dengan Amdya Hufiffah yang dilaksanakan di Masjid Raya Makasar tanggal 26 Nopember 2016.
3.      Menghadiri Acara Pernikahan di Kodya Makasar  
          Empat  rombongan yang telah disebutkan di atas, hadir pada acara pernikahan antara Hepi Hari Susapto dengan Amdya Hufiffah pada tgl 26 Nopember 2016 di Masjid Raya kodya Makasar. Perlu anda ketahui bahwa untuk mendapat ijin menggunakan ruang Masjid Raya kodya Makasar sebagai tempat melaksanakan upacara pernikahan, menunggu waktu sekitar enam bulan dihitung dari waktu sejak mendaftar ke panitia Masjid. Sekitar tiga atau empat ratus orang hadir pada acara resepsi pernikahan tersebut.    
          Lantai tingkat dua Masjid merupakan tempat/ ruangan yang digunakan untuk acara Akad-Nikah. Sedangkan lantai tingkat satu Masjid merupakan ruangan yang digunakan sebagai tempat  acara resepsi pernikahan. Lantai  tingat  tiga Masjid berfungsi sebagai tempat sholat.
          Pernikahan antara Hepi Hari Susapto dengan Amdya Hufiffah adalah mengunakan tradisi/ adat  pernikahan masyarakat Bugis-Makasar. Tradisi pernikahan dalam masyarakat Bugis- Makasar memiliki arti dan makna filosofis yang mendalam dan luhur, yang mana tradisi ini sudah ada sejak zaman kuno saat kepercayaan masyarakat Bugis -Makasar  masih animisme-dinamisme.
          Di dalam prosesinya memiliki nilai-nilai luhur dan kearifan budaya yang menjadi ciri khas masyarakat Bugis-Makasar. Oleh karena prosesi pernikahan adat / tradisi masyarakat Bugis/ Makasar yang memiliki nilai-nilai budaya luhur dan kearifan, maka perlu dilestarikan dan dipelihara keberlangsungannya dari generasi ke generasi oleh masyarakat Bugis-Makasar.
Melestarikan Prosesi Pernikahan Tradisi / Adat Bugis-Makasar.
          Di Indonesia upacara pernikahan menurut tradisi/ adat itu sangat beragam, karena tradisi/ adat pernikahan di Indonesia sangat banyak dan masing-masing tradisi/ adat berbeda dengan tradisi/ adat yang lainya. Upacara pernikahan di Indonesia menurut tradisi/ adat yang beraneka ragan itu, dalam makalah ini difokuskan pada upacara pernikahan tradisi/ adat Bugis-Makasar.  
          Menggunakan prosesi pernikahan tradisi/ adat  masyarakat Bugis-Makasar, berarti melestarikan budaya pernikahan masyarakat Bugis-Makasar. Terdapat sepuluh  tahapan prosesi pernikahan tradisi/ adat  masyarakat Bugis-Makasar, yaitu : 
1. Mappasau Botting & Cemme Passih  
2. Mappanre Temme
3. Mappacci / Tudammpenni                    
4. Mappenre Botting
 5. Madduppa Botting
6. Mappasikarawa / Mappasiluka   
7. Marola / Mapparola
8. Mallukka Botting
9. Massita Beseng  
10. Ziarah
          Selanjutnya akan dibahas setiap tahapan prosesi pernikahan tradisi/ adat Bugis Makasar, seperti tersebut di bawah ini. 
1. Mappasau Botting & Cemme Passih
          Mappasau botting, adalah ritual awal prosesi pernikahan. Mappasau botting ini merupakan tradisi merawat pengantin.  Selama tiga hari menjelang pelaksanaan upacara pernikahan, calon pengantin wanita menjalani tradisi perawatan, antara lain berupa mandi uap, memoleskan bedak hitam dari campuran beras ketan, asam jawa dan jeruk nipis. Cemme Passih sendiri merupakan mandi tolak bala yang dilakukan oleh calon pengantin wanita, untuk meminta perlindungan Tuhan dari bahaya. Upacara ini umumnya dilakukan pada pagi hari, sehari sebelum pelaksanaan upacara pernikahan. Dalam acara itu, calon pengantin wanita masih dipingit, dalam pengertian bahwa calon pengantin laki-laki dan calon pengantin wanita belum dipertemukan dengan calon pengantin laki-laki.
2.Mappanre Temme
          Karena mayoritas suku Bugis memeluk agama Islam, pada sore hari sebelum hari pernikahan, diadakan acara mappanre temme atau khatam Al-Quran dan pembacaan barzanji yang dipimpin oleh seorang imam.
3. Mappacci / Tudammpenni
          Malam menjelang pernikahan, calon pengantin melakukan kegiatan-mappaci / tuda-      mmpenni. Proses ini bertujuan untuk membersihkan dan mensucikan kedua pengantin dari hal-hal yang tidak baik. Dimulai dengan jemputan pengantin wanita setelah tiga hari pengantin wanita menjalani tradisi perawatan, namun kedua mempelai belum boleh bertemu.  Kemudian duduk di pelaminan, setelah itu di depan mereka disusun perlengkapan-perlengkapan berikut; sebuah bantal sebagai simbol penghormatan, tujuh sarung sutera sebagai simbol harga diri, selembar pucuk daun pisang sebagai simbol kehidupan yang berkesinambungan, tujuh sampai sembilan daun nangka sebagai simbol harapan, sepiring wenno (padi yang sangrai) sebagai simbol perkembangan baik, sebatang lilin yang menyala sebagai simbol penerangan, daun pacar halus sebagai simbol kebersihan dan bekkeng (tempat logam untuk daun pacci) sebagai simbol persatuan pengantin. Setelah perlengkapan-perlengkapan tersebut ditaruh, satu persatu kerabat dan tamu akan mengusapkan pacci ke telapak tangan pengantin.
4.Mappenre Botting
          Mappenre botting berarti mengantar mempelai pria ke rumah mempelai wanita. Mempelai pria diantar oleh iring-iringan tanpa kehadiran orang tuanya. Iring-iringan tersebut biasanya terdiri dari indo botting (inang pengantin) dan passepi (pendamping mempelai).
                    Jum’at /25-11-2016 sekitar pukul ( 17. 00- 19.00 ) Witeng( Waktu Indonesia Bagian Tengah), rombongan pengantin laki-laki yang menginap di hotel Tree, dijemput menggunakan kendaraan mobil menuju rumah pengantin wanita. Di ruang tamu rumah pengantin wanita, robongan pengantin laki-laki disambut oleh keluarga pengantin wanita.   
          Dalam acara itu, calon pengantin wanita masih dipingit, dalam pengertian bahwa calon pengantin laki-laki dan calon pengantin wanita belum dipertemukan. Setelah acara selesai, rombongan pengantin laki-laki di antar ke hotel Tree lagi.
5. Madduppa Botting
          Setelah mappenre botting, dilakukan madduppa botting atau penyambutan kedatangan mempelai pria. Penyambutan ini biasanya dilakukan oleh dua orang penyambut (satu remaja wanita dan satu remaja pria), dua orang pakkusu-kusu (wanita yang sudah menikah), dua orang pallipa sabbe(orang tua pria dan wanita setengah baya sebagai wakil orang tua mempelai wanita) dan seorang wanita penebar wenno.
          Di ruang tamu rumah pengantin wanita itu, rombongan pengantin laki-laki disambut oleh keluarga dari saudara bapak pengantin wanita dan saudara dari ibu pengantin wanita. Rombongan pengantin laki-laki disambut oleh ibu dari ibunya pengantin wanita ( nenek pengantin wanita). Ternyata nenek dari pengantin wanita ada yang  kembar dan masih hidup keduanya.
          Dijelaskan juga oleh kerluarga pengantin wanita tentang makna dari miniatur rumah panggung adat Bugis-Makasar dan perlengkapannya yang ditunjukkan dalam ruang tamu.
5.    Mappasikarawa / Mappasiluka
          Akad Nikah dilaksanakan di lantai dua Masjid Raya Kota Madya Makasar berlangsung sekitar satu jam yaitu mulai pukul 08.00 -09.00 WITENG. Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu: :
a). Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.
b). Adanya Ijab Qabul.
c). Adanya Mahar.
d). Adanya Wali.
e). Adanya Saksi-saksi.
          Mappasikarawa/ Mappasiluka adalah suatu prosesi pernikahan tradisi Bugis /Makasar yang dilakukan setelah akad nikah. Mempelai pria dituntun menuju kamar mempelai wanita untuk melakukan sentuhan pertama. Bagi suku Bugis, sentuhan pertama mempelai pria memegang peran penting dalam keberhasilan kehidupan rumah tangga pengantin.   
          Mappasikarawa / Mappasiluka dilaksanakan setelah akad nikah jika prosesi pernikahan yang dilaksanakan di rumah keluarga mempelai wanita. Namun karena acara akad nikah dilaksanakan di masjid, maka tahapan Mappasikarawa / Mappasilukan dapat dilaksanakan setelah resepsi pernikahan selesai.
6. Mallukka Botting
          Mallukka Botting adalah suatu tahapan prosesi pernikahan kedua pengantin menanggalkan busana pakaian adat upacara pernikahan. Pengantin pria umumnya mengenakan celana panjang hitam, kemeja panjang putih dan kopiah, ssdangkan pengantin wanita menggunakan rok atau celana panjang, kebaya dan kerudung. Kemudian pengantin pria dililitkan tubuhnya dengan tujuh lembar kain sutera yang kemudian dilepas satu persatu.
7. Massita Beseng
         Massita Beseng adalah suatu tahapan prosesi pernikahan yang dilakukan setelah tahapan acara akad nikah dan tahapan resepsi pernikahan selesai. Pembawa acara memberitahukan kepada peserta yang hadir bahwa tahapan acara resepsi pernikahan telah selesai dan ditutup dengan ucapan hamdalah bersama-sama. Dengan selesainya tahap Massita Beseng, maka tamu yang hadir meninggalkan ruang acara resepsi pernikahan telah selesai dan tamu undangan satu persatu meninggalkan ruangan Masjid Raya Kodya Makasar.
          Begitu pula peserta empat  rombongan dari keluarga mempelai laki-laki, meninggalkan ruang Masjid lantai satu dan diantar menggunakan mobil menuju ke hotel Tree sebagai tempat menginap.
          Esok harinya, pada hari Minggu tanggal 27 Nopember 2016, rombongan yang menginap di hotel Tree, yaitu :
a.    Dua orang (suami istri ) dosen METU, diantar menggunakan mobil menuju Bandara Sultan Hasanudin, selanjutnya melanjutkan perjalanan wisata ke pulau Dewata ( Pulau Bali).
b.    Dua orang teman laki-laki alumnus SMA Semesta Semarang, diantar menggunakan mobil menuju bandara Sultan Hasanudin melakukan perjalanan  pulang menuju  kampung halamannya masing-masing yaitu kota Jakarta dan kota Bandung.
c.    Enam orang dari keluarga pengantin laki-laki dan pasangan suami istri pengantin baru dan adik laki-laki penganten wanita, sehingga jumlah anggota rombongan menjadi sembilan orang, sekitar pukul 16.00 Witeng melaksanakan wisata ke pantai Losari Kodya Makasar.
           Setelah satu setengah jam menikmati keindahan wisata pantai Losari, rombongan melaksanakan solat Mahrib di : “ Masjid Terapung” di Pantai Losari. Acara setelah solat mahrib, adalah makan malam pada suatu restorant di kodya Makasar. Setelah makan malam, rombongan diantar menuju ke hotel Tree untuk menginap.
          Sedang yang tiga orang ( Hepi Hari Susapto dan Amdya Hufiffah ) dan satu orang adik lak-laki dari pengantin wanita, menuju ke rumah pengantin wanita di Makasar.
          Senin pagi tgl. 28 Nopember 2016  sekitar pukul 09.00 saya dan istri ( Saryanto dan Reni Yuniarti ) serta Hari Ady Prasetya ( anak bungsu) berangkat dari hotel Tree menuju ke Bandara Sultan Hasanudin Makasar. Rombongan yang terdiri dari tiga orang itu melanjutkan perjalanan dari bandara Sultan Hasanudin Makasar menuju Bandara Adi Sucipto yogyakarata. Sekitar pukul 10.00 WiTENG menggunakan pesawat Garuda terbang dari bandara Sultan Hasanudin Makasar menuju bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Sekitar pukul 11.00 WIB pesawat mendarat di bandara Adi Sucipto yogyakarta. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan taksi menuju stasiun kereta api Lempuyangan Yogya-karta. Selanjutnya pada pukul 12.00 WIB, rombongan naik kereta api  dari Lempuyangan menuju Purwokerto. Sekitar pukul 15.30, kereta api yang berangkat dari stasiun kereta api Lempuyangan Yogyakarta sampai di Purwokerto. Selanjutnya rombongan dengan menggunakan taksi menuju melanjutkan perjalanan pulang ke Dukuhwaluh, sekitar pukul 16.00 WIB sudah sampai di rumah.
          Rombongan suami dan istri ( Arif Hari Ujiono dan Ela wahyuni) serta anaknya Almahira Ayu Hananiar (Aira), masih menginap di hotel Tree kodya Makasar satu malam lagi.  Pada tanggal 29 Nopember 2016, dijemput oleh ibunya, neneknya dan saudaranya melanjutkan perjalanan menuju keluarga nenek dari Ela Wahyuni ( Suku Bugis-Makasar) di kampung di wilayah kabupaten Makasar, propinsi Sulawesi selatan. Sekitar satu minggu Arif Hari Ujiono dan Ela wahyuni) serta anaknya Almahira Ayu Hananiar (Aira) masih tinggal di Makasar. Pada tanggal 5 Desember 2016, rombongan yang terdiri dari empat orang tersebut, melanjutkan perjalanan dari bandara Sultan Hasanudin menuju ke kota Merauke, Kab Merauke, Propinsi Papua,  menggunakan pesawat udara Citilink.      
          Sekitar tiga hari Hepi hari Susapto dan Amdya Haffifah, tinggal di rumah Makasar. Selanjutnya pada tagl 1 Dember 2016, Hepi hari Susapto dan Amdya Haffifah melanjutkan perjalanan dari Bandara Sultan Hasanudin Makasar menggunakan pesawat Garuda menuju Yogyakarta. Hepi dan Amdya menginap di suatu hotel di Di kota Yogyakata selama tiga hari.
8. Marola / Mapparola
          Pada hari Sabtu, tanggal 3 Desember 2016 rombongan keluarga pihak pengantin wanita yang berjumlah tiga orang yaitu dua oarang (suami istri) dan satu anak laki-laki dari suami istri tersebut. Rombongan tersebut berangkat dari bandara Sultan Hasanudin Makasar sekitar pukul 10.00 WITENG menggunakan pesawat Garuda menuju bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Sekitar pukul 11.00 WIB rombongan itu telah sampai di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta.
          Di Yogyakarta rombogan bergabung dengan Hepi dan Amdy yang telah lebih dulu di Yogyakarta, sehingga jumlah anggota rombongan menjadi lima orang.  Langkah berikutnya rombongan, Minggu, 4 Desember 2016 pukul 23.00 WIB, rombongan berangkat dari Yogyakarta menggunakan kendaraan bus Efisiensi menuju Purwokerto. Robongan sampai di Purwokerto sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Di Purwokerto dijemput menggunakan mobil oleh Hari Ady Prasetya menuju rumah di Dukuhwaluh.
           Minggu tgl. 4 Desember 2016, pukul (09.00 - 12.00) WIB, di rumah keluarga pengantin laki-laki di desa Dukuhwaluh, dilaksanakan acara tasyakuran. Pelaksanaan acara tasyakuran, terkait dengan Marola / Mapparola. Perlu anda ketahui bahwa Marola / Mapparola adalah suatu tahapan prosesi pernikahan tradisi/ adat Bugis-Makasar, dimana keluarga mempelai wanita melakukan kunjungan balasan ke rumah mempelai laki-laki.
          Acara tasyakuran oleh pihak keluarga pengantin laki-laki, berlangsung di desa Dukuh-waluh, kec Kembaran, kab Banyumas. Acara tasyakuran diawali dengan  pembacaan ayat suci Al Qur’an dengan waktu 30 menit, dilanjutkan pengajian dengan penceramah oleh Bp Toha dengan waktu 90 menit, lain-lain sekitar 60 menit, acara taysakuran ditutup pukul 12.00 WIB. Orang- orang yang hadir dalam acara tasyakuran tersebut antara lain : a. Warga RT sekitar, b. keluarga pengantin laki-laki dari Klampok ( Kab Banjarnegara), c. keluarga pengantin laki-laki dari Dukuhwaluh ( kec Kembaran), d. rombongan D peserta haji kloter 10 tahun 2016, dan kelompok pengajian ibu-ibu dari Perumnas Teluk, kec Purwokerto Selatan.
          Saya ( penulis) sebagai staf UT (UPBJJ- Purwokerto) sebagai pengawas UAS  Pendas tgl 4 Desember 2016, yang bertugas sebagai PJTU di Purwokerto, tetap menjalankan tugasnya. Dengan menggunakan sepeda motor berangkat pukul 06.00 WIB, menuju lokasi UAS di SMP Muh.4 Purwokerto, pukul 07.30 menuju lokasi UAS di SMA Veteran, pukul 08.00 WIB menuju lokasi UAS di FISP-Unsoed, 08.30 menuju lokasi UAS di F Budaya, , menuju rumah Dukuhwaluh mengikuti acara Tasyakuran pukul (09.00- 12.00). Selanjutnya pukul 12.00 WIB diantar oleh Hari Ady Prasetya menggunakan sepeda motor menuju lokasi UAS di SMA Negeri 5 Purwokerto dari pukul mulai (12.00 - 16.30 WIB).
           Minggu tgl 4 Desember 2016 sekitar pukul 16.30, tiga orang dari keluarga pengantin wanita, diantar oleh (Hepi, Amdya), Reni Yuniarti, Hari Ady Prasetya, berangakat menggunakan mobil dari desa Dukuhwaluh  menuju lokasi UAS di SMA Negeri 5 untuk menjemput saya ( penulis). Dari lokasi UAS SMA negeri 5 Purwokerto, rombongan menuju   stasiun kereata api Purwokerto.
          Dengan menggunakan jasa angkutan kereta api, rombongan tiga orang ( pihak keluarga pengantin wanita) berangkat dari stasiun kereta api Purwokerto menuju satasiun kereta api Yogyakarta. Dari stasiun kereta api Yogyakarta melanjutkan perjalanan ke bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Perjalanan berikutnya dari bandara Adi Sucipto Yogyakarta menggunakan pesawat Garuda menuju bandara Sultan Hasanudin Makasar dan seterusnya perjalanan menuju ke kampung halaman yaitu Kolaka, Kabupaten Kendari, Propinsi Sulawesi Tenggara.
          Senin, tanggal 5 Desember 2016, Hepi Hari Susapto dan Amdya ( suami dan istri) sekitar pukul 14.00 WIB, berangkat dari rumah Dukuhwaluh di antar oleh Hari Ady Prasetya dan orang tuanya, menuju stasiun kereta api Purwokerto. Dengan menggunakan jasa kereta api, Hepi dan Amdya ( suami istri) melakukan perjalanan dari Purwokerto menuju stasiun Gambir Jakarata.
          Di Jakarta Hepi Hari Susapto melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat Arabia Air Line dari Bandara Sukarno-Hata menuju Bandara King Abdul Azis, Jedah. Dari Bandara King Abdul Azis melanjutkan perjalanan ke kampus perguruan tinggi KAUST ( King Abdullah University of Sience and Technology) di kota Jedah, kerajaan Arab Saudi, dalam rangka menyelesaikan studi Program S3 jurusan Biologi di perguruan tinggi KAUST.          
          Hepi Hari Susapto adalah luluasan Program S1-Teknik Kimia dari suatu perguruan tinggi yang bernama : “ METU ( Middle East Tecknical University)” di Ankara, Turky. Sedangkan Program S2-Teknik Material Sience adalah lulusan perguruan tinggi (Bilkent University) di Ankara, Turky. Bulan Januari 2016, Hepi Hari Susapto diterima sebagai mahasiswa di perguruan tinggi KAUST program S3 di jurusan Fisika dan Biologi,  kemudian yang dipilih oleh Hepi Hari Susapto adalah program S3 jurusan Biologi.
          Perlu anda ketahui bahwa untuk mahasiswa program S3-KAUST yang sudah berumah tangga jika anggota keluarnya diajak ke Jedah, mendapat satu rumah sebagai tempat tinggal. Sedangkan mahasiswa S3- KAUST yang masih single, mendapat satu rumah bertingkat dua untuk di huni dua orang.
       Senin tanggal 6 Desember 2016, Amdya Hufiffah melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat Garuda dari bandara Sukarno-Hata menuju bandara Sultan Hasanudin Makasar untuk mengurus pembuatan paspor yang telah habis masa berlakunya dan mengurus pembuatan surat pindah ke Dukuhwaluh, Kec. Kembaran, Kab Banyumas, Jawa-Tengah.  Dilanjutkan mengurus pembuatan Kartu Keluarga ( kartu KK) sebagai istri dari Hepi Hari Susapto.
           Setelah selesai pembuatan paspor di Makasar, Rabu tgl. 18 Januuari 2017, Amdya Hufiffah melakukan perjalanan menggunakan pesawat Garuda dari bandara Sultan Hasanudin Makasar menuju bandara Soekarno –Hata, Jakarta, dalam rangka pembuatan Visa untuk tinggal di Jedah, kerajaan Arab Saudi.         
          Sambil menunggu proses pembuatan Visa, pada hari kamis, tgl. 19/01/2017, Amdya berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta pukul 17.30 menggunakan angkutan kereta api Gajayana menuju Purwokerto. Kereta Gajayana sampai di Stasiun Purwokerto pukul 22.31 WIB.  Dari stasiun kereta api Purwokerto, Amdya dijemput oleh keluarga Mertua yaitu  ( Saryanto, Reni Yuniarti dan Hari Adi Prsetya ) untuk menginap di rumah Dukuhwaluh. Menurut informasi bahwa hari Jum’at, tgl. 20/01/2017 Visa telah jadi.
          Pada hari Sabtu tgl 21/01/2017, Amdya berangkat dari Purwokerto ke Jakarta dalam rangka mengambil Visa yang sudah jadi di Jakarta. Perjalanan selanjunya dari Jakarta ( bandara Sukarno-Hata), menggunakan pesawat menuju bandara Sultan Hasanudin, Makasar.
          Pada hari Sabtu, tgl. 4 Februari 2017, Amdya Hufiffah berangkat dari dari Bandara Sultan Hasanudin Makasar pukul 04.00 WITENG naik pesawat Garuda menuju Bandara Sukarno Hatta Jakarta. Selanjutnya menggunakan pesawat Garuda dari bandara Sukarno-Hatta, menuju Bandara King Abdul Azis, Jedah menyusul suami yaitu ( Hepi Hari Susapto), karena surat undangan ijin anggota keluarga ( istri) ikut suami telah terbit.
          Perlu diketahui bahwa setiap mahasiswa KAUST, Jedah, kerajaan Arab Saudi yang sudah berumah tangga dan anggota keluarganya diajak ke Jedah, mendapat satu rumah untuk dihuni satu keluarga. Sedangkan mahasiswa KAUST yang masih singgel, setiap dua orang mahasiswa mendapat satu rumah bertingkat dua untuk dihuni.
          Amdya Hufiffah juga masih berstatus sebagai  mahasiswa program S2 jurusan Hubungan Internasional di suatu perguruan tinggi yang bernama Istambul University, Turky. Saat ini sedang dalam proses menyelesaikan pembuatan Thesis, dan kemungkinan ujian Thesisnya ditempuh pada bulan Februari 2017.
9. Ziarah
         Ziarah adalah suatu tahapan prosesi pernikahan adat Bugis- Makasar yang dilaksanakan sehari setelah hari pernikahan berlangsung, kedua pengantin bersama dengan keluarga pengantin wanita melakukan ziarah ke makam leluhur. Ziarah ini merupakan bentuk penghotmatan dan syukur atas penikahan yang telah berlangsung lancar.
C.  Kesimpulan
1.    Nenek moyang suku bangsa Jawa dan suku bangsa Bugis-Makasar adalah sama yaitu termasuk rumpun bangsa Melayu Muda.
2. Prosesi pernikahan adat masyarakat Bugis-Makasar terdiri dari sembilan tahapan, yaitu :  
     Mappasau Botting & Cemme Passih ; Mappanre Temme; Mappacci /Tudammpenni;  
     Mappenre Botting; Madduppa Botting ; Mappasikarawa / Mappasiluka; Marola /
     Mapparola; Mallukka Botting; Massita Beseng ; dan  Ziarah.
3. Di dalam tradisi/ adat prosesi pernikahan masyarakat Bugis-Makasar memiliki nilai-nilai luhur dan  
      kearifan budaya.
D.  Kepustakaan
Bouman P.J , 1971. Sosiologi Pengertian dan Masalah. Jakarta: Penerbit Jajasan Ka-
                       nisius .
Duyvendak Ph. J, 1965. Pengantar Etnologi Kepulauan Indonesia. Djakarta: Penerbit Tavip
                       Study Club.

Fischer TH H Dr, 1966. Pengantar Anthropologi Kebudayaan Indonesia. Djakarta : Penerbit PT     
                       Pembangunan  Gunung Sahari 84.

Koentjaraningrat , 1976. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Penerbit
                       Djambatan.

Koentjaraningrat , 1974. Kebudayaan mentalitet dan Pembangunan . Jakarta : Penerbit
                       PT Gramedia