MANFAAT MEDIA SISTEM
JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR
(Saryanto
–UPBJJ UT Purwokerto)
I.
PENDAHULUAN
Setiap
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah harus berpedoman
pada Garis-garis Besar Program Pengajaran ( GBPP). Menurut rambu-rambu
pelaksanaan GBPP mata pelajaran matematika pada kurikulum sekolah dasar 1994.
Butir 5 dan 10 dijelaskan :
Butir
5 : “ Pengajaran matematika di kelas-kelas rendah
di SD, terutama diarahkan agar siswa memiliki
keterampilan dalam berhitung melalui kegiatan praktis yang dilakukan sendiri oleh siswa. Namun pemahaman konsep
tertentu juga diperlukan dan diharapkan
terpupuk melalui kegiatan tersebut.”
Butir 10 : “ Untuk membantu pemahaman siswa dalam
mata pelajaran matematika, guru
hendaknya memilih sarana
yang sesuai dengan bahan pengajaran dengan meng-
gunakan bahan sederhana
atau yang mudah didapat di daerah.” (1994, hal 4).
Berdasarkan
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa agar siswa SD mudah memahami
informasi atau konsep teretentu matematika dalam kegiatan belajar mengajar (
KBM), dan memilih keterampilan berhitung
yang dilakukan oleh siswa diperlukan media atau sarana berupa benda
konkret atau semi konkret.
Banyak definisi tentang media yang
dikemukakan oleh para pakar pendidikan, seperti yang tersebut di bawah ini.
1. Gagne, mengatakan bahwa media pembelajaran
adalah komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
2. Briggs, mengatakan bahwa media
pembelajaran adalah wahana fisik yang mengandung materi
instruksional.
3. Schramm,
mengatakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional.
4. Y.
Miarso, mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat me-
rangsang proses belajar siswa.
Berdasar
pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk saluran
komunikasi menyampaikan isi materi atau menyampaikan pesan antara sumber dengan
penerima pesan.
Banyak
kita dapatkan media berupa benda-benda konkret yang tersedia di lingkungan se-kitar
sekolah dasar, yang bisa digunakan sebagai media atau alat peraga pembelajaran matema-tika.
Dapat juga media benda konkret yang tersedia
di lingkungan sekolah digunakan sebagai alat bantu yang diarahkan agar siswa
memiliki keterampilan berhitung.
Keta
tahu bahwa kalkulator sebagai media atau alat hitung sudah banyak beredar di
pasar, dan bahkan hampir setiap keluarga yang tinggal dikota- kota besar maupun
kota-kota kecil sudah banyak yang menggunakannya. Namun perlu juga diberikan
keterampilan berhitung dalam KBM menggunakan sistem jari tangan yang sudah
dimilki oleh setiap siswa.
Fokus
pembahasan makalah ini adalah keterampilan berhitung yang dikaitkan pengguna-an
sistem jari tangan dengan judul : “ Manfaat
Media Sistem Jari Tangan Dalam Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian Di
Sekolah Dasar “.
II.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasar uraian di atas maka rumusan
masalahnya disusun sebagai berikut :
A.
Apakah pengertian Media Pembelajaran ?
B.
Apa manfaat media sistem jari tangan
dalam pembelajaran matematika?
C.
Bagaimana menggunakan sistem jaringan sebagai alat bantu berhitung dalam
operasi per-
kalian?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media Pembelajaran
Secara etimologis asal kata media
adalah dari kata “ medius” (berasal bahasa latin ) yang artinya adalah tengah, perantara, pengantar. Sedangkan
dalam bahasa Arab kata media berarti perantara, pengantar pesan dari pengirim
ke penerima pesan.
Apabila
media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala se-suatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala se-suatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Briggs
(1977), mengatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan iisi/materi
pembelajaran seperti : Media Cetak (Buku, Gambar / Photo, dll) dan Media
Elektronik (Tipe rekorder, video, kalkulator, komputer, film, Slide, dll) . Tanpa media,
komunikasi antara guru dan siswa tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media
pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Media pembelajaran adalah sarana
komunikasi antara guru dan siswa, antar siswa, antara siswa - guru – siswa lain
dan seterusnya, dalam bentuk media cetak maupun media pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat lunak. Dengan kata lain proses pembelajaran merupakan
proses interaksi antara guru dan siswa dan berlangsung dalam suatu sistem,
sehingga media pembelajaran
menempati posisi yang strategis.
Telah
dikemukakan di atas bahwa melalui pembelajaran akan terjadi komunikasi antara
siswa dengan guru, antar siswa, antara siswa – guru – siswa lain dan seterusnya.
Lebih lanjut melalui pembelajaran terjadi pengkontruksian pengetahuan tentang nilai-nilai
kognitif oleh siswa (masyarakat sekolah)
dalam schemata (otak). Dampak lainnya adalah perbahan nilai afektif (sikap) dan
nilai psikomotor (keterampilan) pada diri siswa. Misal :Nilai afektifnya adalah
perubahan sikap dari belum memahami menjadi memahami sifat - sifat yang melekat
pada bangun media / alat peraga : (1.Persegipanjang, 2.Persegi, 3.Jajargenjang,
dan 4.Belahketupat). Perubahan nilai psikomotornya Misal : dari belum dapat
mengidentifikasi menjadi dapat mengidentifikasi alat peraga bangun datar, seperti tercermin dalam menunjukan atau dapat
membedakan keempat bangun datar tersebut, atau terampil menggambar keempat
bangun datar tersebut.
Edgar Dale, mengatakan bahwa dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip” Kerucut Pengalaman”, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”.
Gambar 1.
Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Dari
pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan,
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri
siswa.
Berdasarkan pada “Kerucut Pengalaman” Edgar
Dale , maka menurut sifatnya media pembelajaran dapat dibedakan menjadi :
1. Media
Konkret ( berupa benda konkret) adalah menempati dasar atau alas kerucut
pengalaman Edgar Dale.
2. Media
Semi konkret ( berupa benda tiruan atau media gambar ) menempati lapis kedua
dari dasar kerucut pengalaman Edgar Dale.
3. Media
Abstrak (media symbol), menempati puncak kerucut pengalalaman Edgar Dale.
Dengan perkataan lain penggunaan
media pembelajaran disesuaikan dengan tingkatan perkem-bangan berfikir anak.
Satu dari Tokoh psikologi kognitif,
Piaget ( HermanHudojo, 1988: 39)
mengatakan bahwa proses
berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari
berpikir intelektual konkret ke abstrak
. Tingkat perkembangan berpikir intelektual
anak yang dikemukakan oleh Piaget (
Herman Hudojo, 1988: 45), adalah sebagai berikut.
a.
Periode
Sensori motor ( 0 – 2 tahun)
Selama periode ini bayi mengatur alamnya dengan indera-indera (sensori)
dan tindakan-tin-dakannya ( motor). Tingkat sensori motor menempati dua tahun
pertama dalam kehidupan manusia. Ratna
Wilis Dahar ( 1988: 183), menulis dalam buku“ Teori-teori belajar”, bahwa
selama periode sensori motor, anak tidak mempunyai konsepsi “ Obyek Permanen”, dalam arti bahwa jika
benda disembunyikan, ia gagal untuk menemukannya, atau obyek itu tidak ada dan
anak pada periode ini tidak akan mencari
benda yang disembunyikan tadi. Mendekati akhir periode ini, karena tambah
pengalamannya bayi itu mulai menyadari bahwa suatu benda disembunyikan, benda
tersebut masih ada dan ia mulai mencarinya sampai benda itu ditemukan.
b.
Periode
Pra-operasional ( 2 – 7 tahun)
Tingkat pra-operasional konkret menempati antara umur ( 2 -7 ) tahun dalam
kehidupan manusia. Yang dimaksud operasi disini adalah merupakan aktivitas mental
atau suatu proses berpikir. Periode praoperasional konkret ini terbagi atas dua
sub tingkat, yaitu :
1)
Tingkat Berpikir Pralogis ( 2 – 4 tahun)
Piaget
mengatakan bahwa kharakteristik anak pada tingkat ini penalaran anak adalah transduktif.
Anak itu berpikir dari khusus ke khusus tanpa menyentuh yang umum.Anak melihat ada
hubungan hal-hal tertentu yang sebenarnya tidak ada hubungan, Piaget mengatakan
ini disebut penalaran transduktif.
2)
Tingkat
Berpikir intuitif ( 4 – 6/7 tahun ).
Piaget
mengatakan bahwa kharakteristik anak pada tingkat ini adalah anak belum mampu berpikir
reversible, yaitu anak belum mampu melakukan operasi mental (menambah,
mengurangi).
c.
Periode
Operasi Konkret (6/ 7 – 11/12 tahun)
Periode Operasi konkret ini
menempati umur antara 7 sampai 11
tahun.Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional, ini berarti anak memiliki
operasi-operasi logis yang dapat diterapkan-nya pada masalah konkret. Piaget
mengatakan bahwa pada periode ini anak belum mempunyai kemampuan berpikir abstrak
/ belum berpikir verbal. Anak yang berada pada tahap operasional konkret mereka memahami hukum kekekalan.
Dari
penjellasan tentang tingkat perkembangan
berpikir anak oleh Piaget, dapat dikatakan bahwa periode Operasi konkret ( 6/7 – 11/12 tahun) adalah merupakan masa
usia Sekolah Dasar. Pada periode ini
merupakan permulaan berpikir rasional, ini berarti anak usia SD mampu berpikir logis
yang dapat diterapkannya pada masalah konkret. Dengan perkataan lain anak dapat memahami
masalah yang abstrak jika digunakan media sebagai pembawa pesan berupa benda
konkret. Atau semi konkret.
Karso ( 1991, hal. 141) membagi empat katagori penggunaan media konkret
dalam pembelajaran matematika sesuai dengan funsinya, yaitu :
1. Alat
peraga yaitu alat untuk dapat menjelaskan atau
mewujudkan konsep matematika.
2. Alat
bantu dalam pembelajaran atau disebut alat
pembelajaran yaitu alat yang membantu kelancaran pembelajaran.
3. Alat
atau media yaitu alat untuk
menggambar, mengukur, berhitung dll.
4. Alat
yang tidak berfungsi atau tidak mempunyai
arti sama sekali.
1. Alat
Peraga Pembelajaran
Media konkret yang berfunsi sebagai
alat peraga matematika, misalnya untuk menjelaskan konsep bilangan antara lain
: kerikil, biji-bijian, dan yang lain. Yang dapat untuk menjelaskan konsep
lingkaran : Cincin, gelang, permukaan gelas, permukaan tabung silinder, alas
kerucut. Yang dapat untuk menjelaskan konsep bangun segi empat atau persegi panjang antara lain permukaan
balok. Media konkret yang
dapat untuk menjelasklan konsep matematika bangun ruang : Kerucut, Kubus, Slinder, dan yang lain seperti
dalam gambar di bawah ini:
Gambar 2.
Bangun Geometri
Media konkret yang berfungsi
sebagai alat bantu pembelajaran, misalnya : Papan tulis, kapur tulis, spidol, kertas,
proyektor, kalkulator, sistem jari tangan dan sebagainya.
Media konkret yang dapat berfungsi
sebagai alat mengukur antara lain : Mistar, busur derajat, thermometer,
barometer, dan yang lain.
Media konkret yang dapat berfungsi
sebagai alat menghitung,bilangan, misal
: kalkulator, abakus dan sistem jari
tangan, dan yang lain.
Media konkret suatu ketika tidak mempunyai
arti apa-apa, hal ini terjadi jika seseorang guru dalam kegiatan pembelajaran
tidak mengaitkan benda konkret tersebut dengan topik yang sedang dibicarakan,
misalnya: sistem jari-jari tangan tidak mengaitkan konsep perkalian faktor
lebih besar dari 3. Misal : Untuk menjelaskan konsep perkalian 3 x 4 = 4 + 4 + 4 ,
hanya tersedia 10 jari. Namun dapat digunakan sebagai alat hitung
perkalian faktor 6, 7, 8, 9, 10, bahkan yang lebih besar dari faktor tersebut .
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem jari tangan dalam pembelajaran
matematika bermanfaat sebagai alat bantu
pembelajaran keterampilan hitung operasi perkalian . Melalui makalah ini, akan
di bahas manfaat sistem jari tangan sebagai alat bantu dalam pembelajaran keterampilan
hitung operasi perkalian bilangan faktor ≥ 6.
A.
Manfaat
Media Sistem Jari Tangan Sebagai Alat Hitung Operasi Perkalian dalam Pembelajaran
Matematika .
Pembahasan
tentang media pembelajaran sebelunya ,telah di uraikan bahwa media pembelajaran
benda konkret sitem jari-tangan dapat dimanfaatkan sebagai alat hitung perkalian bilangan sebagai pengganti
kalkulator.
Perkalian bilangan faktor 6, 7, 8, 9, dan 10 menggunakan jari-jari
tangan telah dikembangkan oleh :
1. Oleh
Allyn and Bacon dalam bukunya yang berjudul “ Helping Children Learning Mathe-matics”.
2. Oleh
Hendra dalam bukunya yang berjudul : “ Pintar Matematika”.
1. Operasi
Hitung Perkalian faktor 6, 7, 8, 9, dan 10 menggunakan sistem jari tangan yang dikembangkan
oleh Allyn and Bacon.
Allyn
and Bacon dalam bukunya yang berjudul “ Helping Children Learning Mathematics”,
menggunakan sistem jari tangan sebagai Alat
atau media yaitu alat untuk menghitung operasi perkalian bilangan faktor 6, 7,
8, 9, dan 10.
Keterampilan hitung operasi perkalian sistem jari tangan yang
dikembangkan oleh Hendra dengan Formulasi nilai semu jari-jari tangan faktor
bilangan 6 sampai dengan 10, sebelum dioperasikan adalah sebagai berikut :
1. Melipat Jari
tangan kiri sesuai dengan beda atau kurangnya berapa dari bilangan 10 faktor Bilangan Pengali pada telapak tangan kiri.
2. Melipat Jari
tangan kanan sesuai dengan beda atau kurangnya berapa dari bilangan 10 Factor bilangan Yang akan dikalikan
pada telapak tangan kanan.
3. Jari-jari
tangan kanan dan kiri yang tidak dilipat bernilai bilangan puluhan
4. Jumlahkan
jari-jari tangan kiri yang tidak dilipat.
5. Jari
tangan kanan dan kiri yang dilipat bernilai bilangan satuan
6. Kalikan
. Jari tangan kanan dan kiri yang dilipat.
7. Jumlah
total adalah jumlah nilai bilangan dari jari-jari kanan dan kiri yang tidak
dilipat dan nilai bilanag dari jari-jari kanan serta kiri yang dilipat.
Contoh
1. Cari hasil penyelesaian faktor bilangan 7 X 9 = . . .menggunakan sistem jari
tangan !
Cara
Penyelesaian :
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Jari
–jari tangan kiri : faktor 7 beda 3 dari 10, lipat tiga jari pada jari
tangan telapak tangan kiri.
2. Jari-jari
tangan kanan : faktor 9 beda 1 dari 10, lipat satu jari pada jari tangan
telapak tangan kanan.
3. Jari-jari
tangan kanan dan kiri yang tidak dilipat sebagai bilanag puluhan = 10 + 10 + 10
+ 10 + 10 + 10 = 60
4. Jari
tangan kanan dan kiri yang dilipat sebagai bilangan satuan = 3 X 1 = 3
Jumlah
total = 60 + 3 = 63
Jadi
operasi perkalian faktor bilangan 7 X 9 adalah sama dengan 63 atau 7 X 9 = 63.
Contoh
2 : Carilah hasil penyelesaian perkalian bilangan faktor 9 x 9 = . . ., menggunakan
sistem jari tangan !
Jawab
:
Langkah-langkahnya
sebagai berikut :
1. Jari-jari tangan kiri : faktor 9 beda 1 dari 10, lipat satu jari pada jari
tangan telapak tangan kiri.
2. Jari-jari
tangan kanan : faktor 9 beda 1 dari 10, lipat satu jari pada jari tangan
telapak tangan kanan.
3. Jari-jari
tangan kanan dan kiri yang tidak dilipat sebagai bilanag puluhan = 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 =
80
4. Jari
tangan kanan dan kiri yang dilipat sebagai bilangan satuan = 1 X 1 = 1 Jumlah
total = 80 + 1 = 81
Jadi
operasi perkalian faktor bilangan 9 X 9 adalah sama dengan 81 atau 9 X 9 =
81.
2.
Operasi
Hitung Perkalian faktor 6, 7, 8, 9, dan 10 menggunakan sistem jari tangan yang dikembangkan
oleh Hendra
Hendra
dalam bukunya yang berjudul : “ Pintar Matematika”, menggunakan sistem jari
tangan sebagai Alat atau media yaitu
alat untuk menghitung operasi perkalian bilangan faktor 6, 7, 8, 9, dan 10.
Keterampilan hitung operasi perkalian
sistem jari tangan yang dikembangkan oleh Hendra untuk faktor bilangan 6 sampai
dengan 10, dengan Formulasi nilai semu jari-jari tangan sebelum dioperasikan
adalah sebagai berikut::
Nomor
|
Nama Jari
|
Nilai bilangan
|
1
|
Kelingking
|
6
|
2
|
Jari
Manis
|
7
|
3
|
Jari
Tengah
|
8
|
4
|
Jari Telunjuk
|
9
|
5
|
Jempol/
Ibu jari
|
10
|
Formula Kalkulator
Ekonomis Sistem Jari Tangan ( Kejar ) I = (B1+B2 ) + (A1x2)
Keterangan
: A1 = Jari tangan kiri yang dilipat bernilai bilangan satuan.
A2 = Jari tangan
kanan yang dilipat bernilai bilangan satuan
B1 = Jari tangan
kiri yang tidak dilipat bernilai bilangan puluhan
B2 = Jari tangan
kananyang tidak dilipat bernilai bilangan puluhan
Contoh 1. Cari hasil penyelesaian faktor
bilangan 7 X 9 = . . .menggunakan sistem jari tangan !
Cara
Penyelesaian :
Langkah-langkahnya
sebagai berikut :
1. Faktor 7 :
A1 = Jari-jari
tangan kiri yang di lipat ( Jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari )
2. Faktor
9 :
A2 = Jari-jari tangan kanan yang dilipat (kelingking, jari manis, jari
tengah dan telunjuk)
3. Faktor 7 :
B1 = Jari-jari
telapak tangan kiri yang tidak dilipat ( kelingking dan jari manis (10 + 10) , jadi B1 = 20)
4. Faktor
9
B2 = Jari telapak tangan kana yang tidak
dilipat = kelingking, jari manis, jari tengah, Telunjuk (B2 = 10+10+10+10 = 40,
jadi B2 = 40
5. Masukan
ke Formula Kejar I = ( B1 + B2 ) + ( A1 x A2)
=
( 20 + 40 ) + ( 3 x 1 )
= 60
+ 3 jumlah total = 63
Gambar 3. Perkalian Bilangan 7 X 9 = . . . .
Jadi
hasil penyelesaian operasi perkalian faktor
bilangan 7 X 9 = 63.
Contoh
2 : Carilah hasil penyelesaian perkalian bilangan faktor 9 x 9 = . . .,
menggunakan sistem jari tangan !
Cara
Penyelesaian :
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Faktor 9,
A1 = jari
tangan telapak tangan kiri yang dilipat
= (ibu jari = 1) .
2. Faktor
9 :
A2
= jari tangan telapak tangan kanan yang
dilipat = (ibu jari = 1)
3. Faktor
9 :
B1
= Jari-jari telapak tangan kiri yang
tidak dilipat = jari kelingking, jari
manis, jari tengah, dan jari telunjuk ( B1 =
10 + 10 + 10 + 10 = 40 , jadi B1 = 40)
4. Faktor
9
B2
= Jari-jari telapak tangan kanan yang
tidak dilipat = jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari tlunjuk
( B2 = 10 + 10 + 10 + 10 = 40 ,
jadi B1 = 40)
5. Masukan
ke Formula Sistem Jari Tangan I =
( B1 + B2 ) + ( A1 x A2)
= ( 40 + 40 ) + ( 1 x 1 )
= 80 + 1
jumlah total = 81
Gambar 4. Perkalian bilangan 9 X 9 = . . .
Jadi
hasil penyelesaian operasi perkalian faktor bilangan 9 X 9 = 81
Dari uraian tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa operasi perkalian bilangan sederhana faktor 6 sampai dengan
10 dapat diselesaikan menggunakan formula perkalian sistem jari tangan.
V. PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa operasi perkalian bilangan
sederhana faktor 6 sampai dengan 10
dapat diselesaikan menggunakan formula perkalian sistem jari tangan, seperti tersebut
di bawah ini.
1. Jari-jari
tangan dapat dimanfaatkan sebagai media atau alat hitung pengganti kalkulator operasi perkalian bilangan faktor 6 sampai
dengan 10.
2. Operasi
perkalian bilangan faktor 6 sampai dengan 10, dengan formula operasi kali yang dikembangkan
oleh Allyn and Bacon mauoun oleh Hendra.
3. Formula
operasi perkalian bilangan faktor 6 sampai dengan 10 yang dikembangkan oleh Allyn
and Bacon berbeda dengan yang dikembangkan oleh Hendra. Tetapi hasil penyelesaian operasi perkalian bilangan faktor
yang sama akan mendapatkan hasil penyelesaian sama.
4. Media
sistem jari-jari tangan dalam pembahasan makalah ini berfungsi sebagai alat
hitung operasi perkalian bilangan
bulat faktor 6 sampai dengan 10.
B.
SARAN
.
Opersi
perkalian bilangan faktor 6 sampai dengan 10 dapat diselesaikan dengan formula
yang dikembangkan oleh Allyn and Bacon maupun Hendra , maka sebaiknya para guru
SD mau menyampaikan formula perkalian sistem jari tangan kepada anak didiknya.
VI. DAFTAR
PUSTAKA
Anonim , Garis-garis Besar Program Pengajaran Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar
Kurikulum
1994. Jakarta : Depdikbud, 1993.
Anonim, Buku 1B Metode Penelitian . Jakarta : Proyek
Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi, 1993.
Allyn and Bacon. Helping
Children Learning Mathematic. Penrbit :
Hendra,
1983. Pintar Matematika. Solo : CV Aneka
Karso,
1991. Modul 5 Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Proyek Penataran
Guru SD Setara DII.