Oleh : Saryanto UPBJJ-UT Purwokerto.
Tgl. 12 Maret 2019.
Abstrak : Selama ratusan tahun yaitu sejak usia 40 tahun hingga 950 tahun, Nabi Nuh mengem-bangkan ajaran-ajaran agama Allah s.w.t, tetapi hanya sedikit yang mau beriman kepada Allah s.w. kepada kaumnya di suatu wilayah, kalau saat sekarang termasuk negara Armenia yang ber-ibukota Yerevan ( Asia Barat). Oleh karena itulah Allah menyuruh Nabi Nuh a.s. untuk membuat perahu. Berdasar pada hasil penelitian oleh peneliti-peneliti gabungan negara China dan Turky terhadap fosil kayu jati berbentuk kapal di pegunungan Arafat Turky, dan diyakini bahwa fosil tersebut merupakan bangkai kapal yang dibuat oleh Nabi Nuh. Padahal Armenia yang beribu-kota Yerevan, bukan merupakan habitat hutan/ pohon Jati, akan tetapi habitat hutan / pohon jati adalah di
P. Jawa yang merupakan satu dari ribuan pulau di wilayah Kepulauan Indonesia.
Abstrak : Selama ratusan tahun yaitu sejak usia 40 tahun hingga 950 tahun, Nabi Nuh mengem-bangkan ajaran-ajaran agama Allah s.w.t, tetapi hanya sedikit yang mau beriman kepada Allah s.w. kepada kaumnya di suatu wilayah, kalau saat sekarang termasuk negara Armenia yang ber-ibukota Yerevan ( Asia Barat). Oleh karena itulah Allah menyuruh Nabi Nuh a.s. untuk membuat perahu. Berdasar pada hasil penelitian oleh peneliti-peneliti gabungan negara China dan Turky terhadap fosil kayu jati berbentuk kapal di pegunungan Arafat Turky, dan diyakini bahwa fosil tersebut merupakan bangkai kapal yang dibuat oleh Nabi Nuh. Padahal Armenia yang beribu-kota Yerevan, bukan merupakan habitat hutan/ pohon Jati, akan tetapi habitat hutan / pohon jati adalah di
P. Jawa yang merupakan satu dari ribuan pulau di wilayah Kepulauan Indonesia.
Kata kunci : Bangkai kapal di pegunungan Arafat Turky
merupakan fosil kayu Jati Habitat kayu Jati
adalah di P Jawa.
I. Pendahuluan
Nabi Nuh a.s. adalah rasul Allah yang merupakan
keturunan kesepuluh dari nabi Adam a.s. Nabi Nuh diutus oleh Allah s.w.t. untuk mengajarkan kaumnya menyembah kepada Allah dan melarang kaumnya
memperhambakan diri kepada selain Allah. Mulai usia Nabi Nuh a.s 40
tahun hingga 950 tahun mengembangkan ajaran-ajaran agama Allah s.w.t. kepada kaumnya. Akan tetapi kaumnya, waktu itu tidak memperdulikan seruan Nabi Nuh dan ajaran agama Allah tersebut. Bahkan sebaliknya mereka memperolok-olokan dan bahkan membenci kepada Nabi
Nuh a.s, sehingga hanya
sedikit sekali yang mau beriman kepada Allah s.w.t.
Tempat tinggal Nabi Nuh beserta
kaumnya adalah di suatu wilayah, kalau saat sekarang termasuk negara Armenia yang beribukota Yerevan. Dibawah
ini ditunjukkan Letak negara
Armenia ( lihat Gambar.1
).
Gambar 1. Peta The Causaus and Central Asia
Berdasar pada Gambar
1. Peta The Causaus and Central Asia di atas, secara geografi wilayah negara
Armenia terletak di :
1. Sebelah Barat
berbatasan dengan Negara Turkey
2. Seberah Tmur
berbatasan dengan Negar Azerbaijan
3. Sebelah Utara
berbatasan dengan Negara Georgia
4. Sebelah Selatan berbatasan
dengan Negara Iran
Selama ratusan tahun Nabi
Nuh menjalankan tugas kerasulan, hanya sedikit sekali yang mau beriman kepada
Allah s.w.t. karena itulah Allah menyuruh Nabi Nuh a.s. untuk membuat perahu (
Al Qur’an : Surat Hud ayat 38 dan 39 ).
{وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ}
{قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ
كَمَا تَسْخَرُونَ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ}
{مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ}
{وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُقِيمٌ}
Artinya :
Dan
mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan
melewati Nuh, mereka mengejeknya. (Hud: ayat 38).
Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang
menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal". ( Hud : ayat 39)
Makna yang terkandung dalam Al Qur’an, surah Hud ayat 38 tersebut di atas adalah bahwa sewaktu
Nabi Nuh as tengah sibuk membuat perahu, orang-orang kafir dan para penentang
beliau malah mengejek beliau. Mereka berkata, " “ Wahai
Nuh, meski kau telah menghabiskan usiamu ( Usia Nabi Nuh sekitar 950 th), tak
akan ada orang yang mau berkumpul di sisimu, tidak juga ada orang yang mau
bergabung dengan agamamu. Apalagi saat ini kamu
menyibukkan diri sebagai tukang kayu dan membuat sebuah bahtera raksasa di sebidang tanah
yang jauh dari lautan “.
Dalam menjawab ejekan dan cemoohan
kaumnya itu, Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka
sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).
(Hud : ayat 38). Nabi Nuh mengatakan : "Pada suatu hari nanti kami akan naik
bahtera ini, dan aku akan balik mengejek dan mencemooh kalian karena kalian
telah mengingkari ayat-ayat Allah dan akhirnya kalian akan terjebak dalam
kesulitan dan kesengsaraan yaitu mendapat azab bencana banjir
besar" (Hud : ayat 39)..
Tidak lama
setelah selesainya kapal kayu besar Nabi Nuh a.s, naiklah beliau dengan
orang-orang yang beriman keatas bahtera, berhembuslah angin taufan yang sangat
dahsyat. Hujan turun dengan lebat, mata air bersemburan
dari mana-mana dan terus menerus tak henti-hentinya selama
berhari-hari. Air pun bertambah tinggi dan bumi berubah menjadi lautan yang
sangat luas. Selamatlah orang-orang yang beriman dan binasalah orang-orang mengingkari
ayat-ayat Allah.
Akan tetapi berdasar pada fakta penemuan fosil kapal super besar di puncak gunung Ararat Turky oleh peneliti
gabungan
negara China dan Turky, menjadi awal dari terkuaknya kebenaran sejarah bangsa kuno. Fosil kapal tersebut diyakini merupakan fosil kayu Jati, yang merupakan kapal Nabi Nuh yang berukuran sekitar 150 meter.
Penelitian mengenai fosil kapal ini pun masih terus berlanjut
hingga sekarang. Gabungan peneliti dari dua negara China dan Turky melakukan
ekspedisi untuk menguak misteri dibalik kapal ini. Fakta – fakta yang
mengejutkan pun muncul. Di bawah ini ditunjukkan gambar 1. Fosil kapal kayu Jati
di puncak
gunung Ararat Turky.
Gambar 1. Fosil kapal kayu jati di
puncak gunung Ararat Turky.
Sumber : Internet ( 07/01/2019).
Berdasar pada
hasil penelitian fosil kapal di puncak gunung Ararat Turky oleh peneliti gabungan negara China dan Turky, diyakini merupakan kapal yang
dibuat Nabi Nuh
dengan bahan kayu jati, maka dalam penulisan makalah ini, biberi judul :
“ Suatu Cara Pandang Pembuatan Kapal
Nabi
Nuh dari Sudut Budaya “
II. Rumusan
Masalah
Berdasar
pada judul di atas, maka disusunlah rumusan masalah yang dikaitkan dengan tiga faktor
yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan, yaitu faktor lingkungan Geografi, faktor induk Bangsa;
dan faktor saling kontak antar bangsa dengan berbagai kebudayaan (
Asimilasi , Akomodasi). Sehingga rumusan masalahnya disusun sebagai berikut :
A. Dimanakah letak wilayah habitat
/ lingkungan Hidup pohon /Hutan Jati ?
B. Bilamana Lahirnya P. Jawa ?
C. Bilamana Bencana Banjir
Besar Melanda P. Jawa ?
D. Siapakah Induk Bangsa Penduduk Jawa ?
III.
Pembahasan
A. Habitat / Lingkungan Hidup Pohon / Hutan Jati
Perlu anda ketahui bahwa terdapat tiga
faktor yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan, yaitu :
a. Lingkungan
Geografi ;
b. Induk Bangsa;
c. Saling kontak
antar bangsa dengan berbagai kebudayaan ( Asimilasi , Akomodasi )
Butir
pertama faktor yang membentuk kebudayaan yaitu lingkungan geografi. Lingkungan
geografi terdiri dari aspek fisis dan aspek abstrak, sebagai contoh aspek
abstrak adalah letak astronomiis Kepulauan Indonesia terletak pada 60
LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
Gambar 2. Peta
Lokasi Wilayah Indonesia.
P. Jawa adalah satu diantara ribuan
pulau yang terdapat di kepulauan Indonesia, secara astronomis P. Jawa terletak pada 1060 BT –
1140 BT dan 60 LS – 80 32” LS, Ini berarti
pada saat posisi matahari 23,5 0 LS yaitu pada
tanggal 22 Desember, di P. Jawa bertiup angin yang bergerak dari benua Asia ( tekanan udara maksimum) menuju ke
daratan benua Australia ( lihat Peta
Arah Angin : panah warna merah), Angin yang bertiup di P Jawa berasal dari daratan benua Asia
menuju daratan benua Australia, kandungan uap air angin tersebut tinggi karena melewati laut yang luas, sehingga di P. Jawa angin tersebut menjatuhkan hujan ( P. Jwa adalah Musim Penghujan). Hukum Boys Balot : 1. Angin yang bertiup dari daratan
benua Asia melalui kepulauan Indonesia merupakan angin timur laut ( disebelah
utara khatulistiwa angin tersebut membelok ke kanan ). 2. Di kepulauan Indonesia begian
selatan membelok ke kiri berubah menjadi angin muson barat laut yang
kelengasannya tinggi dan menjatuhkan hujan P. Sumatera, P. Jawa, P. Kalimantan,
P. Sulawesi, Kep Maluku, Kep. Nusa Tenggara dan P. Papua.
Gambar
3. Peta Arah Angin dan Curah Hujan di Indonesia
Sedangkan posisi
matahari pada tanggal 21 Juni terletak di atas garis 23,5 0 LU ( lintang utara ). Daratan
benua Asia menjadi daerah yang bersuhu udara panas, tekanan udaranya minimum. Sehingga Angin (
panah warna biru pada gambar 3) bergerak dari daerah tekakanan udara maksimum (
daratan Benua Australia), menuju ke daerah bertekanan udara minimum ( daratan
Benua Asia). Angin tersebut melalui wilayah kepulauan Indonesia, di daerah
kepulauan Indonesia bagian Selatan Khatulistiwa sebagai angin Muson Tengara,
kadar airnya sedikit dan tidak ada hujan di
P. Sumatera, P. Jawa, P. Kalimantan, P. Sulawesi, Kep Maluku, Kep. Nusa
Tenggara dan P. Papua. Dengan perkataan lain wilayah P. Jawa tidak hujan
atau mengalami musim kemarau. Di sebelah utara
khatulistiwa angin Muson Tenggara itu membelok ke kanan menjadi angin Muson
barat daya menuju ke daratan benua Asia. Berbeda dengan di wilayah daratan
benua Asia, angin Muson Tengara di Indonesia tersebut berubah menjadi angin
muson barat daya menuju daratan Asia Tengah, Angin muson barat daya menjatuhkan
hujan di Negara India, Pakistan, Banglades dan negara- negara di daratan benua
Asia lainnya.
Perlu kita ketahui bahwa letak posisi matahari setiap tgl. 21
Maret dan 23 September terletak di atas garis khatulistiwa, Pada
bulan April, Mei, Juni, Juli, Agustus dan September di Pulau jawa adalah Musim Kemarau.
Perlu anda ketahui bahwa persyaratan hidup atau tumbuh pohon jati di P Jawa adalah
sebagai berikut.
1. Curah hujan 1500-2500mm/tahun.( Musim Hujan)
2. Bulan kering 2-4 bulan. ( Musim Kemarau )
3. Tinggi lokasi penanaman 10-1000 m dari permukaan laut.
4. Intensitas cahaya 75-100%.
5. Ph tanah 4-8.
6. Jenis tanah lempung berpasir, hindari tanah becek/rawa dan cadas.
2. Bulan kering 2-4 bulan. ( Musim Kemarau )
3. Tinggi lokasi penanaman 10-1000 m dari permukaan laut.
4. Intensitas cahaya 75-100%.
5. Ph tanah 4-8.
6. Jenis tanah lempung berpasir, hindari tanah becek/rawa dan cadas.
7. Selain yang disebutkan diatas syarat tumbuh pohon Jati
adalah di tanah pegunungan
batu kapur.
Berdasarkan persyaratan hidup pohon jati tersebut di atas, maka
disimpulkan bahwa habitat hidup pohon jati adalah di wilayah yang mengalami dua
musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Dengan perkataan lain P Jawa
merupakan wilayah habitat hidup pohon/ hutan jati, di p Jawa memiliki dua
musim.
Di tanah
pegunungan P. Jawa yang ketinggiannya sekitar 1000 m dari permukaan laut dapat tumbuh Pohon / hutan Jati. Umur pohon jati yang sama yang tumbuh di ditanah yang datar
atau ladang, akan berbeda diameter
batangnya dengan yang tumbuh dilereng pegunungan. Pohon jati yang
ditanam dari bibit alami, dan pola tanam jarak yang teratur akan tumbuh subur.
Untuk mendapatkan batang yang bagus dan lurus kita harus mengatur jarak barisan
antara 6 meter – 8 meter, sedangkan larikan
antara 4 m – 6 m sebagai Syarat Tumbuh Pohon Jati yang baik. Jarak Tanam yang Teratur mebuat Batang Kayu Jati Lurus ( Lihat
gambar hutan Jati )
Gambar 4. Hutan Jati
Faktor banyaknya curah hujan pada butir satu, akan berpengaruh terhadap tumbuhnya beraneka tetumbuhan, yang paling menonjol adalah
pepohonan. Apabila pepohonan berdiri dengan formasi berdekatan sehingga
atap-atap pohon saling bertemu disebut hutan rimba.
Apabila formasi pepohonan
agak berjauhan sehingga sinar matahari mampu menerobos ke permukaan tanah yang
memungkinkan berkembang banyak rumput / belukar maka disebut hutan belukar.
Satu di antara cabang kehutanan yang mengkhususkan perkayuan di sebut
silvikultura. Cabang ini mempelajari pertumbuhan pohon untuk tujuan produksi
kayu. Usaha silvikultura di Indonesia sudah berjalan lama, terutama di P. Jawa.
Di bawah ini ditunjukkan luas hutan produksi.
Tabel 1. Luas Hutan Produksi dengan satuan ha.
Wilayah
|
Jati
|
Konifera
|
Bukan jati
|
Jumlah
|
Jawa Barat
|
100.000
|
60.000
|
240.000
|
400.000
|
Jawa tengah
|
357.000
|
78.000
|
169.000
|
604.000
|
Jawa Timur
|
423.000
|
267.000
|
317.000
|
807.000
|
Jawa
|
880.000
|
205.000
|
726.000
|
1.811.000
|
Sumber : Ruslan H. prawiro ( Ekonomi Sumber Daya th. 1979)
Berdasar table di atas, luas hutan jati di wilayah propinsi Jawa Barat
100.000 ha, luas hutan jati di wilayah propinsi Jawa Tengah 357.000 ha dan luas
hutan jati di wilayah propinsi Jawa Timur 423.000 ha, sehingga luas wilayah hutan di P.
Jawa 880.000 ha.
Dengan Penjelasan di atas maka disimpulkan bahwa P. Jawa merupakan wilayah Habitat
/ Hutan Jati.
B.
Sejarah Lahirnya P. Jawa
Untuk menambah wawasan tentang sejarah kelahuran P. Jawa, kita awali
dari sejarah
terbentuknya Planet bumi. Memurut para ahli geologi,
sejarah terbentuknya planit Bumi dibedakan atas empat zaman yaitu :
1.
Zaman Primer disebut juga zaman Arkhaikum atau Zaman Azoikum berlangsung sekitar (
2.500 - 1.200 juta tahun yang
lalu), planit Bumi pada zaman primer
belum ada kehidupan karena bumi masih berbentuk bola gas panas yang berputar pada
porosnya.
2.
Zaman Sakundair atau Zaman Paleozoikum, planit Bumi sudah
mulai terdapat kehidupan yaitu makhluk pertama di bumi, yaitu Ganggang ( Lumut) / Hutan Lumut, dan binatang
yang kurang dari satu cel, Misal : Amuba, Volvok dll.
3.
Zaman Tertier (Zaman Mesozoikum ).
Pulau Jawa adalah lahir pada
Zaman Tertiair (Zaman Mesozoikum) sebagai akibat timbulnya tenaga endogin yang
dahsat sehingga mematahkan kulit bumi, sehingga terbentuk deretan pegunungan
sircum mediteran. Deretan pegunungan tersebut terbentang dari daerah sekitar
Laut tengah (Laut Mediteran) menuju ke arah timur yaitu menuju ke wilayah
India, kemudian menuju ke wilayah Birma.
Dari Birma berkembang menjadi dua
cabang menuju ke wilayah Indonesia, yaitu :
1.
Deretan pegunungan Mediteran Busur Luar, dari wilayah
Birma masuk ke dasar laut
sebelah barat P. Sumatera dan muncul sebagai Kepulauan Mentawai ( P. Siberut,
P. Sipora, Pagai Utara, Pagae Selatan , P. Enggano, kemudian masuk kedasar laut selatan P. Jawa,
di Nusa tenggara
Timur muncul sebagai P. Sawu, P. Timor, selanjutnya mebelok ke utara
berakhir di P. Banda ( Kep. Maluku) .
2. Detertan pegununungan Mediteran Busur Dalam
yaitu mulai dari wilayah Negara Birma menuju ke P Sumatera (
Pegungan Bukit Barisan), menuju ke P. Jawa, Nusatenggara ( P. Bali, P.
Lombok, Pulau Sumbawa, P. Flores, P.
Solor, P. Alor, P. Rote, P. Sawu ), membelok ke utara dan berahir di P. Banda.
3.
P. Sumba adalah
wilayah Nusatengara Timur, yang tidak dilewati deretan pegunungan busur luar
dan tidak juga dilewati oleh busur dalam sirkum Mediteran. Keberadaan P. sumba
P. Sumba diapit oleh deretan peg sircum
Mediteran Busur Dalam dan Busur Luar.
Untuk lebih menambah wawasan tentang P. Jawa, di bawah ini akan
dijelaskan tentang jalur-jalur pegunungan yang terdapat di P. Jawa, yaitu
:
1.
Jalur Pegunungan Banten barat ( Gunung Gede = 595 m
), Gunung Karang ( 1778 m), Gunung Pula
sari ( 1.346 m), Gunung Payong ( 480 m),
Peg. Honje ( 620 m), Gunung Malang ( 909 m), Gunung Endut ( 1297 m) Gunung
Halimun 1 ( 1929 m), Gunung Halimun 2 ( 1750 m), Dataran rendah Banten Timur
laut,
2.
Wilayah Jawa barat terdapat Jalur pegunungan sebelah
tumur garis lurus yang dibuat dari { Pelabuhan Ratu (selatan) ke arah Kep.
Seribu ( utara ), ke arah timur sampai
ke Cirebon berjarak ( 150 – 175 ) km } . Sebelah utara wilayah itu, bagian utara
merupakan dataran rendah endapan alluvial sedangkan bagian selatan merupakan
bukit-bukit.
3.
Wilayah Dataran rendah jakarta ( lebarnya
sekitar 40 km) , membentang dari Serang sampai Cirebon.
4.
Jalur pegunungan dan bukit-bukit ( lebarnya sekitar 40
km), membentang dari Jasinga ( perbatasan Banten ) sampai ke Sungai Pemali dan
Bumiayu ( Jawa Tengah).
5.
Zone Bogor ( Jalur pegunungan Bogor ) terdapat Gunung
Bukittunggal ( 2209 m), Gunung Tampomas ( 1684 m) dan Gunung Cereme ( 3078 m).
6.
Jalur perbukitan yang lebarnya sekitar ( 20 – 40 m),
membentang dari Teluk Pelabuhan Ratu
sampai ke lembah Citandui di Tasik malaya, dan berakhir di Segara Anakan (
Cilacap ). Daerah yang dilalui adalah Lembah Cimandiri ( Sukabumi), Dataran
tinggi Cianjur, Dataran tinggi Bandung, dan dataran tinggi Garut.
7.
Zone Bandung muncul puncak-puncak gunung antara lain:
Gunung Gagak ( 1511 m ), Gunung Salak (
2211 m ), Gunung Pangrango ( 2019 m), Gunung Gede ( 2958 m), Gunung Burangrang
( 2064 m), Gunung Tangkuban Perahu ( 2076 m), Gunung Bukittunggal ( 2209 m),
Gunung Calancang ( 1667 m), Gunung Cakrabuanan ( 1721 m).
Gambar 5. Tempat
Wisata Puncak di Bogor.
1.
Lebar wilayah bagian tengah pulau Jawa ( Jawa Tengah ) menyempit,
Lebar nya ( 100-120km, dataran pantai utara lebarnya maksimum 40 km, semakin ke timur dataran rendahnya semakin sempit sampai 20
km.
2.
Jalur pegunungan Serayu membentuk wilayah Jawa tengah yang
terdiri dari dua cabang yaitu :
a. Jalur pegunungan Serayu utara, pada jalur ini muncul Gunung Slamet ( 3428 m), Gunung
Rogojembangan
( 2177 m), kelompok Dieng (Gunung Perahu, 2565 m ), dan Gunung Ungaran.
b. Jalur
pegunungan Serayu Selatan.
Di
antara pegunungan Serayu Utara den Serayu Selatan terdapat lembah Serayu yang mem-bentang
dari Wonosobo, Banjarnegara, Purwokerto, Ajibarang, Majenang). Pada lembah
Serayu mengalir Sunagi Serayu yang aliran sungainya dari timur ( Dataran tinggi
Dieng) kearah barat, kemudian membelok ke selatan memotong jalur pegunungan
Serayu selatan di Notog Kec Patikraja.
Mengapa aliran sungai Serayu dapat memotong jalur pegunungan Serayu Selatan di
Notog Kec Patikraja ? Apakah pegunungan Serayu Selatan di wilayah Patikraja
merupakan bukit kapur, sehingga bukit kapur tersebut larut oleh aliran air
sungai Serayu ?
3.
Di antara Purworejo
dan Kali Progo, terdapat pegunungan yang berdiri sendiri yang disebut dome (
bukit berbentuk bundar ) Kulon Progo.
4.
Zone Solo merupakan
lanjutan jalur pegunungan Serayu Utara ( dari G. Sindoro dan G. Sumbing ke arah
timur ).
5.
Dataran rendah
Pantai Selatan Jawa bagian tengah lebarnya antara ( 10 – 25 ) km, panjangnya membentang
dari sebelah timur Zone Bandung di Jawa Barat ke
arah timur, di wilayah
Kebumen terpotong oleh pegunungan Karangbolong ( 475 m ). Pegungan Karangbolong
secara struktural merupakan pegunungan Selatan P Jawa.
6.
Pegunungan Selatan merosot di bawah permukaan laut di antara P.
Nusakambangan dan Sungai Opak.
7.
Disebelah timur garis ditarik melalui
( Semarang ke Yogyakarta ), terdapat dua Jalur pegunungan yang sejajar yaitu :
a.
Jalur Selatan merukan kelanjutan dari jalur pegununga zone
Bandung, zone Serayu, Jalur Pegunungan Kendeng, zone Solo, Zone Ngawi, Zone
Blitar, ke arah timur sampai ke Blambangan ( Ujung Jawa Timur).
b.
Jalur utaranya merupakan jalur pegunungan Muria dan
lasem, jalur pegunungan pantai utara
Jawa Timur, menuju Madura.
Gambar 6. Peta
Jalur Pegunungan di P. Jawa.
Dari penjelasan di atas, maka
disimpulkan bahwa P. Jawa terbentuk sebagai akibat terbentuknya deretan
pegunungan Sirkum
Mediteran. Deretan pegunungan ini
membentang dari Mediteran ( sekitar laut Tengah ) kearah timur melalui
India, Birma, selanjutnya dari Birma pecah menjadi dua jalur yaitu jalur
pegunungan Mediteran Busur Luar dan jalur pegunungang Mediteran Busur Dalam. P
Jawa terletak pada jalur pegunungan Mediteran Busur Dalam.
Perlu anda ketahui juga bahwa pada
zaman Tertier
tersebut
sudah ada kehidupan kedua ( kehidupan
hewan), yaitu :
a. zaman reptil , mulai muncul kehidupan Reptil Raksasa, antara lain : Dinosaurus dan Atlantosaurus.
b. Zaman Trias, mulai muincul kehidupan ikan, amfibi, dan reptil.
c. Zaman Jura, mulai muncul
kehidupan reptil
dan sebangsa katak.
d. Zaman Calcium, mulai muncul
kehidupan burung
pertama dan tumbuhan berbunga
Deretan pegunungan sircum Mediteran yang
terbentuk pada zaman Tertier melalui letusan-letusan gunung berapi, maka di
deratan pegunungan itu terdapat P. Jawa. Selanjutnya secara bertahap di pulau Jawa mulailah
muncul kehidupan tumbuh-tumbuhan dimulai dari kehidupan lumut / padang lumut,
berlanjut ke kehidupan Stepa / padang rumput, kemudian kehidupan sabana/ Padang
rumput, berlanjut sampai muncul kehidupan pepohonan, satu diantaranya adalah
muncul hutan Jati.
C. Peristiwa Bencana Banjir Besar Melanda P. Jawa
Perlu kita ketahui bahwa peristiwa di Planit Bumi secara umum dan di P.
Jawa secara khusus pada zaman Kuarter dibedakan atas dua zaman, yaitu:
a.
Jaman Glacial
b. Zaman Inter Glasial
a1). Jaman Glacial terjadi
ketika1,6 juta tahun yang lalalu.
Sekitar 1,6 juta tahun yang lalalu, terjadilah penurunan suhu dengan
drastis bahkan sampai di bawah 00 C, sehingga muncul zaman Es
(zaman Glasial). Pada zaman Glasial, permukaan laut menurun sehingga perairan
dangkal berubah menjadi daratan. Pulau Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra
menyatu dengan daratan Asia.
b1). Jaman inter Glacial (5000 s/d 20.000 th )
yang lalu
Pada Zaman
Interglasial adalah zaman diantara dua Zaman Es. Temperatur planet Bumi naik sehingga lapisan es di dua kutub bumi ( kutub utara bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya
( Gletser mencair) maka terjadilah bencana banjir besar yaitu seluruh permukaan bumi terendam
oleh permukaan air laut yang naik.
Peristiwa bencana banjir besar terjadi
pula di P. Jawa, karena permukaan air laut naik menggenangi daratan P. Jawa,
bahkan menggenangi seluruh permukaan bumi.
a2). Jaman Glacial ( 900.000 th) yang lalu
Zaman Glacial adalah zaman adalah
terjadinya peristiwa penurunan suhu dengan drastis bahkan sampai di bawah 00C, sehingga muncul zaman Es
(zaman Glasial). Pada zaman Glasial, permukaan laut menurun sehingga perairan
dangkal berubah menjadi daratan. Pulau Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra
menyatu dengan daratan Asia.
b2). Jaman
Inter Glacial
Pada
Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua
Zaman Es. Temperatur planet Bumi naik sehingga
lapisan es di dua kutub bumi ( kutub utara
bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair) maka terjadilah bencana banjir besar yaitu seluruh permukaan bumi terndam oleh
permukaan air laut yang naik. Di P. Jawa
terjadi peristiwa bencana banjir besar karena terjadi peristiwa Tsunami yaitu
permukaan air laut naik menggenangi daratan P. Jawa bahkan menggenangi seluruh
permukaan bumi.
a3). Jaman Glacial 600.000 tahun yang lalu
Zaman Glacial adalah peristiwa terjadinya penurunan suhu dengan
drastis bahkan sampai di bawah 00C sehingga muncul zaman Es (zaman
Glasial). Pada zaman Glasial, permukaan laut menurun sehingga perairan dangkal
berubah menjadi daratan. Pulau Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra menyatu
dengan daratan Asia.
b3). Jaman Inter Glacial
Pada
Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua
Zaman Es. Temperatur planet Bumi naik sehingga
lapisan es di dua kutub bumi ( kutub utara
bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair) maka terjadilah bencana banjir besar
yaitu seluruh permukaan bumi terndam oleh permukaan air laut yang naik. Di P. Jawa terjadi peristiwa bencana banjir besar karena terjadi
peristiwa Tsunami yaitu permukaan air laut naik menggenangi daratan P. Jawa
bahkan menggenangi seluruh permukaan bumi.
a4). Jaman Glacial 200.000 tahun yang lalu
Zaman Glacial adalah zaman
adalah terjadinya peristiwa penurunan suhu dengan dengan drastis bahkan sampai bahkan
sampai di bawah 00C sehingga muncul zaman Es (zaman Glasial). Pada zaman Glasial,
permukaan laut menurun sehingga perairan dangkal berubah menjadi daratan. Pulau
Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra menyatu dengan daratan Asia.
b4). Jaman Inter Glacial berlangsung :
Pada Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua
Zaman Es. Tidak lama setelah selesainya kapal
kayu besar Nabi Nuh a.s, naiklah beliau dengan orang-orang yang beriman keatas
bahtera, temperatur planet Bumi naik sehingga lapisan es di dua kutub bumi ( kutub utara
bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair) maka terjadilah bencana besar besar yaitu seluruh permukaan bumi terndam oleh
permukaan air laut yang naik.
a5). Jaman Glacial 19.000 tahun yang lalu
Zaman Glacial adalah
zaman adalah terjadinya peristiwa penurunan suhu dengan dengan drastis bahkan sampai bahkan
sampai di bawah 00C sehingga muncul zaman Es (zaman Glasial). Pada zaman
Glasial, permukaan laut menurun sehingga perairan dangkal berubah menjadi
daratan. Pulau Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra menyatu dengan daratan Asia.
Berdasar penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pernah terjadi
peristiwa bencana banjir besar menlanda di P.Jwa yaitu pada jaman pada Zaman Interglasial, yang ditandai temperatur planet Bumi naik sehingga lapisan es di dua kutub bumi ( kutub utara
bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair) maka terjadilah bencana besar besar yaitu seluruh permukaan bumi terndam oleh
permukaan air laut yang naik, termasuk pula P. Jawa terndam oleh permukaan air
laut.
D.
Induk
Bangsa Penduduk Pulau Jawa
Induk bangsa Indonesia secara etnologi adalah pendudduk
yang mempunyai kesamaan budaya dan kesamaan fisik tubuh kecil, yang berdomisili
wilayah kepulauan Indonesia atau penduduk yang berdomisili di wilayah negara
lain. Yang merupakan bangsa Indonesia terdiri dari lima induk bangsa, yaitu :
a.
Bangsa Negrito ; b.
Bangsa Weda; c. Bangsa Melayu Tua; dan d. Bangsa Melayu Muda.
c. Penduduk P. Jawa
adalah induk Bangsa Melayu
Ciri-ciri fisik tubuh bangsa Melayu Tua :
1).Bentuk kepala bulat sedang ( mesocephael); 2).
Rambut lurus lemas; 3). Bentuk badan kecil;
4). Tinggi badan ( laki-laki rata-rata kurang dari 165
cm).
5). Warna kulit : kuning ( sawo mentah) dan ada pula
yang sawo matang ( Coklat).
Yang termasuk bangsa Melayu Tua antara lain :
1). Bangsa Batak ( Sumatera Utara); 2). Bangsa Dayak (
Kalimantan )
3). Bangsa Toraja ( Sulawesi Tengah ); 4). Bangsa
Baduy ( Jawa Barat)
5) Bangsa Tengger ( Jawa Timur)
Ciri-ciri fisik tubuh bangsa Melayu Muda adalah :
1).Betuk kepala bulat sedang ( mesocephael); 2).
Rambut lurus lemas
3). Bentuk badan kecil; 4). Tinggi badan ( laki-laki
rata-rata 165 cm)
5). Warna kulit : kuning dan ada pula yang sawo matang
( Coklat).
Yang
termasuk bangsa Melayu Muda antara lain :
1). Bangsa Jawa.2). Bangsa Madura, ; 3). Bangsa Sunda;
4). Bangsa Bali; 5). Bangsa Bugis:
6). Bangas Makasar. 7). Bangsa Ternate; 8)
Bangsa Minang Kabau; 9). Bangsa Aceh;
10). Bangsa Banjar. 11). Bangsa Melayu ( Riau dan
Jambi, Palembang, Lampung, Bengkulu);
12). Bangsa Minahasa 13). dan yang lain
Dari pembahasan tentang induk bangsa di P. Jawa adalah rumpun bangsa Melayu Muda, adalah meliputi 1).
Suku bangsa Jawa.2). suku bangsa Madura, ; 3). Bangsa Sunda. Suku bangsa Jawa adalah orang-orang di P Jawa atau di tempat lain yang
menggunakan alat komunikasi sehari-hari dengan bahasa Jawa. Sedangkan rumpun bangsa Melayu Muda yang mengunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari disebut suku Jawa. Secara geografis orang-orang yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi dalam
kehidupan sehari-hari adalah penduduk wiyah
Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi jawa Timur.
Perlu anda ketahui bahwa suku bangsa
Jawa dari rumpun Melayu Muda pada jaman pemerintahan kerajaan Majapahit telah
aktiv berlayar sebagai pedagang menggunakan kapal Majapahit. Para pedagang suku bangsa Jawa menggunakan kapal berlayar ke luar negeri atau sebaliknya berlayar pulang ke Majapahit
menggunakan bantuan arah Angin Muson.
Berdasar pada Peta pola
Arah Angin Musim tersebut di atas maka kapal pedagang Majapahit (
pedagang suku bangsa Jawa ) akan berlayar ke luar negeri menunggu bulan Mei, Juni, Juli, dan Agustus yaitu menggunakan bantuan Angin
Muson Tenggara. Di bawah ini ditunjukkan jenis-jenis Kapal Majapahit yang diproduksi menggunakan bahan baku kayu jati, yang berlayar dari Majapahit mengarungi
samudera sebagai pedagang ke luar neberi atau sebaliknya berlayar dari berdagang
di luar negeri pulang ke negeri Majapahit.
a. Gambar Kapal Majapahit
b.Gambar Kapal Majapahit
c. Gambar Kapal Majapahit
d. Gambar Kapal Majapahit
e. Gambar Kapal Majapahit
Demikian juga ketika kapal pedagang
Majapahit pulang dari luar negeri ke Majapahit menggunakan bantuan angin Muson
Barat laut, yaitu pada waktu bulan Nopember, Desember, Januari, dan Pebruari
IV. Kesimpulan
IV. Kesimpulan
Berdasar pembahasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa fosil Kapal Nabi Nuh, merupakan fosil kayu Jati.
2.
Habitat hidup pohon /
hutan jati di P. Jawa, adalah merupakan
wilayah sumber bahan baku pembuatan kapal kayu Jati pada Jaman Nabi Nuh.
3.
Di P. Jawa pernah
terjadi peristiwa Bencana Banjir Besar Pada Jaman Inter Glacial, karena temperatur planet Bumi naik sehingga lapisan es di dua kutub bumi ( kutub utara
bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair) maka terjadilah bencana banjir besar yaitu seluruh permukaan bumi terndam
oleh permukaan air laut yang naik. Jadi seluruh P. Jawa juga tertutup oleh permukaan laut.
Jadi berdasar pada cara pandang
budaya, maka disimpulkan bahwa Nabi Nuh dan kaumnya bertempat tinggal di
lingkungan sekitar hutan Jati yaitu di P.Jawa pada jaman kuno.
V. Daftar
Pustaka.
Bintarto, 1968. Geografi Sosial.
Yogyakarta: Penerbit U.P. Spring.
Duyvendak Ph. J, 1965. Pengantar
Etnologi Kepulauan Indonesia. Djakarta :
Penerbit
Tavip Study Club.
Dengel .F.O.G, 1956. Dasar-Dasar Ilmu TjuaTja.
Djakarta : Penerbit J.B. Wolters.
Daldjoeni.N, 1983. Pokok Pokok Klimatologi.
Bandung: Penerbit Alumni.
Fischer,
1966. Pengantar Anthropologi
Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Penerbit P.T.
Pembangunan.
Internet, Internet ( 03/01/2019).
Ruslan H. prawiro,
1983. Ekonomi Sumber Daya.
Bandung : Penerbit
Alumni
Van Bemmelen
W.R, 1968. Geologi Indonesia Jilid 1 A . Yogjakarta : Penerbit
Cepat .