Selasa, 12 Maret 2019

Suatu Cara Pandang Pembuatan Kapal Nabi Nuh dari Sudut Budaya



Oleh : Saryanto UPBJJ-UT Purwokerto.
Tgl.  12 Maret  2019.
Abstrak : Selama ratusan tahun yaitu sejak usia  40 tahun hingga 950 tahun, Nabi Nuh  mengem-bangkan ajaran-ajaran agama Allah s.w.t, tetapi hanya sedikit yang mau beriman kepada Allah s.w. kepada kaumnya di suatu wilayah, kalau saat  sekarang termasuk negara Armenia yang ber-ibukota Yerevan ( Asia Barat). Oleh karena itulah Allah menyuruh Nabi Nuh a.s. untuk membuat perahu. Berdasar pada hasil penelitian oleh peneliti-peneliti  gabungan negara China dan Turky terhadap fosil kayu jati berbentuk kapal di pegunungan Arafat Turky, dan diyakini bahwa fosil tersebut merupakan bangkai kapal yang dibuat oleh Nabi Nuh. Padahal Armenia yang beribu-kota Yerevan, bukan merupakan habitat hutan/ pohon Jati, akan tetapi habitat hutan / pohon jati adalah  di
P. Jawa yang merupakan satu dari ribuan pulau di wilayah Kepulauan Indonesia.
Kata kunci :   Bangkai kapal di pegunungan Arafat Turky merupakan fosil kayu Jati                         Habitat kayu Jati adalah di P Jawa. 
I.  Pendahuluan       
          Nabi Nuh a.s. adalah rasul Allah yang merupakan keturunan kesepuluh dari nabi Adam a.s. Nabi Nuh diutus oleh Allah s.w.t. untuk mengajarkan kaumnya menyembah kepada Allah dan melarang kaumnya memperhambakan diri kepada selain Allah. Mulai usia Nabi Nuh a.s 40 tahun hingga 950 tahun mengembangkan ajaran-ajaran agama Allah s.w.t. kepada kaumnya. Akan tetapi kaumnya, waktu itu tidak memperdulikan seruan Nabi Nuh dan ajaran agama Allah tersebut. Bahkan sebaliknya mereka memperolok-olokan dan bahkan membenci kepada Nabi Nuh a.s, sehingga hanya sedikit sekali yang mau beriman kepada Allah s.w.t.
          Tempat tinggal Nabi Nuh beserta kaumnya adalah di suatu wilayah, kalau saat  sekarang termasuk negara Armenia yang beribukota Yerevan. Dibawah ini ditunjukkan Letak negara Armenia ( lihat Gambar.1 ).  


















Gambar 1. Peta The Causaus and Central Asia

Berdasar pada Gambar 1. Peta The Causaus and Central Asia di atas, secara geografi wilayah negara Armenia terletak di :
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Negara Turkey
2. Seberah Tmur berbatasan dengan Negar Azerbaijan
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Negara Georgia
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Negara Iran

          Selama ratusan tahun Nabi Nuh menjalankan tugas kerasulan, hanya sedikit sekali yang mau beriman kepada Allah s.w.t. karena itulah Allah menyuruh Nabi Nuh a.s. untuk membuat perahu ( Al Qur’an : Surat Hud ayat 38 dan 39 ).
{وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ}
{قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ}
{مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ}
{وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُقِيمٌ}
Artinya :
Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. (Hud: ayat 38).
Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal". ( Hud : ayat 39)
         Makna yang terkandung dalam Al Qur’an, surah Hud ayat 38 tersebut di atas adalah bahwa sewaktu Nabi Nuh as tengah sibuk membuat perahu, orang-orang kafir dan para penentang beliau malah mengejek beliau. Mereka berkata, " Wahai Nuh, meski kau telah menghabiskan usiamu ( Usia Nabi Nuh sekitar 950 th), tak akan ada orang yang mau berkumpul di sisimu, tidak juga ada orang yang mau bergabung dengan agamamu. Apalagi saat ini kamu menyibukkan diri sebagai tukang kayu dan membuat sebuah bahtera raksasa di sebidang tanah yang jauh dari lautan.
           Dalam menjawab ejekan dan cemoohan kaumnya itu, Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). (Hud : ayat 38). Nabi Nuh mengatakan :  "Pada suatu hari nanti kami akan naik bahtera ini, dan aku akan balik mengejek dan mencemooh kalian karena kalian telah mengingkari ayat-ayat Allah dan akhirnya kalian akan terjebak dalam kesulitan dan kesengsaraan yaitu mendapat azab bencana banjir besar" (Hud : ayat 39)..    
          Tidak lama setelah selesainya kapal kayu besar Nabi Nuh a.s, naiklah beliau dengan orang-orang yang beriman keatas bahtera, berhembuslah angin taufan yang sangat dahsyat. Hujan turun dengan lebat, mata air bersemburan dari mana-mana dan terus menerus tak henti-hentinya selama berhari-hari. Air pun bertambah tinggi dan bumi berubah menjadi lautan yang sangat luas. Selamatlah orang-orang yang beriman dan binasalah orang-orang mengingkari ayat-ayat Allah.
      
          Akan tetapi berdasar pada fakta penemuan fosil kapal super besar di puncak gunung Ararat Turky oleh peneliti gabungan negara China dan Turky, menjadi awal dari terkuaknya kebenaran sejarah bangsa kuno. Fosil kapal tersebut diyakini merupakan fosil kayu Jati, yang merupakan kapal Nabi Nuh yang berukuran sekitar 150 meter.
          Penelitian mengenai fosil kapal ini pun masih terus berlanjut hingga sekarang. Gabungan peneliti dari dua negara China dan Turky melakukan ekspedisi untuk menguak misteri dibalik kapal ini. Fakta – fakta yang mengejutkan pun muncul. Di bawah ini ditunjukkan gambar 1. Fosil kapal kayu Jati di puncak gunung Ararat Turky.

Gambar 1. Fosil kapal kayu jati di puncak gunung Ararat Turky.      
Sumber : Internet ( 07/01/2019).

          Berdasar pada hasil penelitian fosil kapal di puncak gunung Ararat Turky oleh peneliti gabungan negara China dan Turky, diyakini merupakan kapal yang dibuat Nabi Nuh dengan bahan kayu jati, maka dalam penulisan makalah ini, biberi judul :
Suatu Cara Pandang Pembuatan Kapal Nabi Nuh dari Sudut Budaya        
II. Rumusan Masalah   
          Berdasar pada judul di atas, maka disusunlah rumusan masalah yang dikaitkan dengan tiga faktor yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan, yaitu faktor lingkungan Geografi, faktor induk Bangsa;  dan faktor saling kontak antar bangsa dengan berbagai kebudayaan ( Asimilasi , Akomodasi). Sehingga rumusan masalahnya disusun sebagai berikut :
A.  Dimanakah letak wilayah habitat / lingkungan Hidup pohon /Hutan Jati ?
B.  Bilamana Lahirnya P. Jawa ?
C.  Bilamana Bencana Banjir Besar Melanda P. Jawa ?
D.  Siapakah Induk Bangsa Penduduk Jawa ?                          
III. Pembahasan
A.  Habitat / Lingkungan Hidup Pohon / Hutan Jati
            Perlu anda ketahui bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan,  yaitu :
a. Lingkungan Geografi ;    
b. Induk Bangsa;  
c. Saling kontak antar bangsa dengan berbagai kebudayaan ( Asimilasi , Akomodasi )                  
         Butir pertama faktor yang membentuk kebudayaan yaitu lingkungan geografi. Lingkungan geografi terdiri dari aspek fisis dan aspek abstrak, sebagai contoh aspek abstrak adalah letak astronomiis Kepulauan Indonesia terletak pada 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
Gambar 2. Peta Lokasi Wilayah Indonesia.
             P. Jawa adalah satu diantara ribuan pulau yang terdapat di kepulauan Indonesia, secara astronomis  P. Jawa terletak pada 1060 BT – 1140 BT dan 60 LS – 80 32” LS, Ini berarti pada saat posisi matahari 23,5 0 LS yaitu pada tanggal 22 Desember, di P. Jawa bertiup angin yang bergerak dari benua Asia ( tekanan udara maksimum) menuju ke daratan benua Australia ( lihat Peta Arah Angin : panah warna merah), Angin yang bertiup di P Jawa berasal dari daratan benua Asia  menuju daratan benua Australia, kandungan uap air angin tersebut tinggi karena melewati laut yang luas, sehingga di P. Jawa angin tersebut menjatuhkan hujan ( P. Jwa adalah Musim Penghujan). Hukum Boys Balot : 1. Angin yang bertiup dari daratan benua Asia melalui kepulauan Indonesia merupakan angin timur laut ( disebelah utara khatulistiwa angin tersebut membelok ke kanan ). 2. Di kepulauan Indonesia begian selatan membelok ke kiri berubah menjadi angin muson barat laut yang kelengasannya tinggi dan menjatuhkan hujan P. Sumatera, P. Jawa, P. Kalimantan, P. Sulawesi, Kep Maluku, Kep. Nusa Tenggara dan P. Papua.  

    Gambar 3. Peta Arah Angin dan Curah Hujan di Indonesia
          Sedangkan posisi matahari pada tanggal 21 Juni terletak di atas garis 23,5 0 LU ( lintang utara ). Daratan benua Asia menjadi daerah yang bersuhu udara panas, tekanan udaranya minimum. Sehingga Angin ( panah warna biru pada gambar 3) bergerak dari daerah tekakanan udara maksimum ( daratan Benua Australia), menuju ke daerah bertekanan udara minimum ( daratan Benua Asia). Angin tersebut melalui wilayah kepulauan Indonesia, di daerah kepulauan Indonesia bagian Selatan Khatulistiwa sebagai angin Muson Tengara, kadar airnya sedikit dan tidak ada hujan di  P. Sumatera, P. Jawa, P. Kalimantan, P. Sulawesi, Kep Maluku, Kep. Nusa Tenggara dan P. Papua. Dengan perkataan lain wilayah P. Jawa tidak hujan atau mengalami musim kemarau. Di sebelah utara khatulistiwa angin Muson Tenggara itu membelok ke kanan menjadi angin Muson barat daya menuju ke daratan benua Asia. Berbeda dengan di wilayah daratan benua Asia, angin Muson Tengara di Indonesia tersebut berubah menjadi angin muson barat daya menuju daratan Asia Tengah, Angin muson barat daya menjatuhkan hujan di Negara India, Pakistan, Banglades dan negara- negara di daratan benua Asia lainnya.         
           Perlu kita ketahui bahwa letak posisi matahari setiap tgl. 21 Maret dan 23 September terletak di atas garis khatulistiwa, Pada  bulan April, Mei, Juni, Juli, Agustus dan  September di Pulau jawa adalah Musim Kemarau.
          Perlu anda ketahui bahwa persyaratan hidup atau tumbuh pohon jati di P Jawa adalah sebagai berikut.
1. Curah hujan 1500-2500mm/tahun.( Musim Hujan)
2. Bulan kering 2-4 bulan.
( Musim Kemarau )
3. Tinggi lokasi penanaman 10-1000 m dari permukaan laut.
4. Intensitas cahaya 75-100%.
5. Ph tanah 4-8.
6. Jenis tanah lempung berpasir, hindari tanah becek/rawa dan cadas.
7. Selain yang disebutkan diatas syarat tumbuh pohon Jati adalah di tanah pegunungan  
    batu kapur.
          Berdasarkan persyaratan hidup pohon jati tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa habitat hidup pohon jati adalah di wilayah yang mengalami dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Dengan perkataan lain P Jawa merupakan wilayah habitat hidup pohon/ hutan jati, di p Jawa memiliki dua musim.
          Di tanah pegunungan P. Jawa yang ketinggiannya sekitar 1000 m dari permukaan laut dapat tumbuh Pohon / hutan Jati. Umur pohon jati yang sama yang tumbuh di ditanah yang datar atau ladang, akan berbeda diameter batangnya dengan yang tumbuh dilereng pegunungan. Pohon jati yang ditanam dari bibit alami, dan pola tanam jarak yang teratur akan tumbuh subur. Untuk mendapatkan batang yang bagus dan lurus kita harus mengatur jarak barisan antara 6 meter – 8 meter, sedangkan larikan antara 4 m – 6 m sebagai Syarat Tumbuh Pohon Jati yang baik. Jarak Tanam yang Teratur mebuat Batang Kayu Jati Lurus ( Lihat gambar hutan Jati )       


Gambar 4. Hutan Jati
          Faktor banyaknya curah hujan pada butir satu, akan berpengaruh terhadap tumbuhnya beraneka tetumbuhan, yang paling menonjol adalah pepohonan. Apabila pepohonan berdiri dengan formasi berdekatan sehingga atap-atap pohon saling bertemu disebut hutan rimba.
          Apabila formasi pepohonan agak berjauhan sehingga sinar matahari mampu menerobos ke permukaan tanah yang memungkinkan berkembang banyak rumput / belukar maka disebut hutan belukar.
          Satu di antara cabang kehutanan yang mengkhususkan perkayuan di sebut silvikultura. Cabang ini mempelajari pertumbuhan pohon untuk tujuan produksi kayu. Usaha silvikultura di Indonesia sudah berjalan lama, terutama di P. Jawa. Di bawah ini ditunjukkan luas hutan produksi.
Tabel 1. Luas Hutan Produksi dengan satuan ha.
Wilayah
Jati
Konifera
Bukan jati
Jumlah
Jawa Barat
100.000
60.000
240.000
400.000
Jawa tengah
357.000
78.000
169.000
604.000
Jawa Timur
423.000
267.000
317.000
807.000
Jawa
880.000
205.000
726.000
1.811.000
Sumber : Ruslan H. prawiro ( Ekonomi Sumber Daya th. 1979)             
          Berdasar table di atas, luas hutan jati di wilayah propinsi Jawa Barat 100.000 ha, luas hutan jati di wilayah propinsi Jawa Tengah 357.000 ha dan luas hutan jati di wilayah propinsi Jawa Timur 423.000 ha, sehingga luas wilayah hutan di P. Jawa 880.000 ha.
          Dengan Penjelasan di atas maka disimpulkan bahwa P. Jawa merupakan wilayah Habitat / Hutan Jati. 
B.    Sejarah Lahirnya P. Jawa
          Untuk menambah wawasan tentang sejarah kelahuran P. Jawa, kita awali dari sejarah terbentuknya Planet bumi. Memurut para ahli geologi, sejarah terbentuknya planit Bumi dibedakan atas empat zaman yaitu :
1.    Zaman Primer disebut juga zaman Arkhaikum atau  Zaman Azoikum berlangsung sekitar ( 2.500  - 1.200 juta tahun yang lalu),  planit Bumi pada zaman primer belum ada kehidupan karena bumi masih berbentuk bola gas panas yang berputar pada porosnya.
2.    Zaman Sakundair atau Zaman Paleozoikum, planit Bumi sudah mulai terdapat kehidupan yaitu makhluk pertama di bumi, yaitu  Ganggang ( Lumut) / Hutan Lumut, dan binatang yang kurang dari satu cel, Misal : Amuba, Volvok dll.
3.    Zaman Tertier (Zaman Mesozoikum ).
           Pulau Jawa adalah lahir pada Zaman Tertiair (Zaman Mesozoikum) sebagai akibat timbulnya tenaga endogin yang dahsat sehingga mematahkan kulit bumi, sehingga terbentuk deretan pegunungan sircum mediteran. Deretan pegunungan tersebut terbentang dari daerah sekitar Laut tengah (Laut Mediteran) menuju ke arah timur yaitu menuju ke wilayah India, kemudian menuju ke wilayah Birma. 
          Dari Birma berkembang menjadi dua cabang menuju ke wilayah Indonesia, yaitu :
1. Deretan  pegunungan Mediteran Busur Luar, dari wilayah Birma masuk ke dasar laut sebelah barat P. Sumatera dan muncul sebagai Kepulauan Mentawai ( P. Siberut, P. Sipora, Pagai Utara, Pagae Selatan , P. Enggano, kemudian masuk kedasar laut selatan P. Jawa, di Nusa tenggara Timur muncul sebagai P. Sawu, P. Timor, selanjutnya mebelok ke utara berakhir di P. Banda ( Kep. Maluku) .
2.  Detertan pegununungan Mediteran Busur Dalam yaitu mulai dari wilayah Negara Birma menuju ke P Sumatera ( Pegungan Bukit Barisan), menuju ke P. Jawa, Nusatenggara ( P. Bali, P. Lombok, Pulau Sumbawa, P. Flores, P. Solor, P. Alor, P. Rote, P. Sawu ), membelok ke utara dan berahir di P. Banda. 
3. P. Sumba adalah wilayah Nusatengara Timur, yang tidak dilewati deretan pegunungan busur luar dan tidak juga dilewati oleh busur dalam sirkum Mediteran. Keberadaan P. sumba P. Sumba diapit oleh deretan peg sircum  Mediteran Busur Dalam dan Busur  Luar.
          Untuk lebih menambah wawasan tentang P. Jawa, di bawah ini akan dijelaskan tentang jalur-jalur pegunungan yang terdapat di P. Jawa, yaitu : 
1.    Jalur Pegunungan Banten barat ( Gunung Gede = 595 m ),  Gunung Karang ( 1778 m), Gunung Pula sari  ( 1.346 m), Gunung Payong ( 480 m), Peg. Honje ( 620 m), Gunung Malang ( 909 m), Gunung Endut ( 1297 m) Gunung Halimun 1 ( 1929 m), Gunung Halimun 2 ( 1750 m), Dataran rendah Banten Timur laut, 
2.    Wilayah Jawa barat terdapat Jalur pegunungan sebelah tumur garis lurus yang dibuat dari { Pelabuhan Ratu (selatan) ke arah Kep. Seribu ( utara ),  ke arah timur sampai ke  Cirebon berjarak  ( 150 – 175 ) km } .  Sebelah utara wilayah itu, bagian utara merupakan dataran rendah endapan alluvial sedangkan bagian selatan merupakan bukit-bukit.
3.    Wilayah Dataran rendah jakarta  ( lebarnya  sekitar 40 km) , membentang dari Serang sampai Cirebon.
4.    Jalur pegunungan dan bukit-bukit ( lebarnya sekitar 40 km), membentang dari Jasinga ( perbatasan Banten ) sampai ke Sungai Pemali dan Bumiayu ( Jawa Tengah).
5.    Zone Bogor ( Jalur pegunungan Bogor ) terdapat Gunung Bukittunggal ( 2209 m), Gunung Tampomas ( 1684 m) dan Gunung Cereme ( 3078 m).
6.    Jalur perbukitan yang lebarnya sekitar ( 20 – 40 m), membentang dari  Teluk Pelabuhan Ratu sampai ke lembah Citandui di Tasik malaya, dan berakhir di Segara Anakan ( Cilacap ). Daerah yang dilalui adalah Lembah Cimandiri ( Sukabumi), Dataran tinggi Cianjur, Dataran tinggi Bandung, dan dataran tinggi Garut.
7.    Zone Bandung muncul puncak-puncak gunung antara lain: Gunung Gagak ( 1511 m ),  Gunung Salak ( 2211 m ), Gunung Pangrango ( 2019 m), Gunung Gede ( 2958 m), Gunung Burangrang ( 2064 m), Gunung Tangkuban Perahu ( 2076 m), Gunung Bukittunggal ( 2209 m), Gunung Calancang ( 1667 m), Gunung Cakrabuanan ( 1721 m). 

  


Gambar 5. Tempat Wisata Puncak di Bogor.

1.    Lebar wilayah bagian tengah pulau Jawa ( Jawa Tengah ) menyempit, Lebar nya ( 100-120km, dataran pantai utara lebarnya maksimum 40 km, semakin ke timur  dataran rendahnya semakin sempit sampai 20 km.
2.    Jalur pegunungan Serayu membentuk wilayah Jawa tengah yang terdiri dari dua cabang yaitu :
     a. Jalur pegunungan Serayu utara, pada jalur ini  muncul Gunung Slamet ( 3428 m), Gunung
          Rogojembangan ( 2177 m), kelompok Dieng (Gunung Perahu, 2565 m ),  dan Gunung Ungaran.
     b. Jalur pegunungan Serayu Selatan.
          Di antara pegunungan Serayu Utara den Serayu Selatan terdapat lembah Serayu  yang mem-bentang dari Wonosobo, Banjarnegara, Purwokerto, Ajibarang, Majenang). Pada lembah Serayu mengalir Sunagi Serayu yang aliran sungainya dari timur ( Dataran tinggi Dieng) kearah barat, kemudian membelok ke selatan memotong jalur pegunungan Serayu selatan di Notog Kec Patikraja. Mengapa aliran sungai Serayu dapat memotong jalur pegunungan Serayu Selatan di Notog Kec Patikraja ? Apakah pegunungan Serayu Selatan di wilayah Patikraja merupakan bukit kapur, sehingga bukit kapur tersebut larut oleh aliran air sungai Serayu ?
3.        Di antara Purworejo dan Kali Progo, terdapat pegunungan yang berdiri sendiri yang disebut dome ( bukit berbentuk bundar ) Kulon Progo.    
4.        Zone Solo merupakan lanjutan jalur pegunungan Serayu Utara ( dari G. Sindoro dan G. Sumbing ke arah timur ).
5.        Dataran rendah Pantai Selatan Jawa bagian tengah lebarnya antara ( 10 – 25 ) km,  panjangnya membentang dari sebelah timur Zone Bandung di Jawa Barat ke arah timur, di  wilayah Kebumen terpotong oleh pegunungan Karangbolong ( 475 m ). Pegungan Karangbolong secara struktural merupakan pegunungan Selatan P Jawa. 
6.        Pegunungan Selatan merosot di bawah permukaan laut di antara P. Nusakambangan dan Sungai Opak. 
7.        Disebelah timur  garis ditarik melalui ( Semarang ke Yogyakarta ), terdapat  dua Jalur pegunungan yang sejajar yaitu :
a.    Jalur Selatan merukan kelanjutan dari jalur pegununga zone Bandung, zone Serayu, Jalur Pegunungan Kendeng, zone Solo, Zone Ngawi, Zone Blitar, ke arah timur sampai ke Blambangan ( Ujung Jawa Timur).
b.    Jalur utaranya merupakan jalur pegunungan Muria dan lasem,  jalur pegunungan pantai utara Jawa Timur, menuju Madura. 

 Gambar 6. Peta Jalur Pegunungan di P. Jawa.
          Dari penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa P. Jawa terbentuk sebagai akibat terbentuknya deretan pegunungan Sirkum Mediteran. Deretan pegunungan ini  membentang dari Mediteran ( sekitar laut Tengah ) kearah timur melalui India, Birma, selanjutnya dari Birma pecah menjadi dua jalur yaitu jalur pegunungan Mediteran Busur Luar dan jalur pegunungang Mediteran Busur Dalam. P Jawa terletak pada jalur pegunungan Mediteran Busur Dalam. 
          Perlu anda ketahui juga bahwa pada zaman Tertier tersebut sudah ada kehidupan kedua ( kehidupan hewan), yaitu :      
a. zaman reptil , mulai muncul kehidupan Reptil Raksasa, antara lain :  Dinosaurus dan Atlantosaurus.
b. Zaman Trias, mulai muincul kehidupan ikan, amfibi, dan reptil.
c.  Zaman Jura, mulai muncul kehidupan reptil dan sebangsa katak.
d.  Zaman Calcium, mulai muncul kehidupan burung pertama dan tumbuhan berbunga
                  Deretan pegunungan sircum Mediteran yang terbentuk pada zaman Tertier melalui letusan-letusan gunung berapi, maka di deratan pegunungan itu terdapat P. Jawa.  Selanjutnya secara bertahap di pulau Jawa mulailah muncul kehidupan tumbuh-tumbuhan dimulai dari kehidupan lumut / padang lumut, berlanjut ke kehidupan Stepa / padang rumput, kemudian kehidupan sabana/ Padang rumput, berlanjut sampai muncul kehidupan pepohonan, satu diantaranya adalah muncul hutan Jati.

C. Peristiwa Bencana Banjir Besar Melanda P. Jawa    
          Perlu kita ketahui bahwa peristiwa di Planit Bumi secara umum dan di P. Jawa secara khusus pada zaman Kuarter dibedakan atas dua zaman, yaitu:
a.  Jaman Glacial
b.   Zaman Inter Glasial
a1). Jaman Glacial terjadi ketika1,6 juta tahun yang lalalu.
          Sekitar 1,6 juta tahun yang lalalu, terjadilah penurunan suhu dengan drastis bahkan sampai di bawah   00 C, sehingga muncul zaman Es (zaman Glasial). Pada zaman Glasial, permukaan laut menurun sehingga perairan dangkal berubah menjadi daratan. Pulau Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra menyatu dengan daratan Asia.
b1). Jaman inter Glacial (5000 s/d 20.000 th ) yang lalu 
          Pada Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua Zaman Es. Temperatur planet Bumi naik sehingga lapisan es di dua kutub bumi (  kutub utara bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair)  maka terjadilah  bencana banjir besar yaitu seluruh permukaan bumi terendam oleh permukaan air laut yang naik.
          Peristiwa bencana banjir besar terjadi pula di P. Jawa, karena permukaan air laut naik menggenangi daratan P. Jawa, bahkan menggenangi seluruh permukaan bumi.
a2). Jaman Glacial ( 900.000 th) yang lalu
           Zaman Glacial adalah zaman adalah terjadinya peristiwa penurunan suhu dengan drastis bahkan sampai di bawah 00C, sehingga muncul zaman Es (zaman Glasial). Pada zaman Glasial, permukaan laut menurun sehingga perairan dangkal berubah menjadi daratan. Pulau Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra menyatu dengan daratan Asia.
b2). Jaman Inter Glacial   
          Pada Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua Zaman Es. Temperatur planet Bumi naik sehingga lapisan es di dua kutub bumi (  kutub utara bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair)  maka terjadilah  bencana banjir besar yaitu seluruh permukaan bumi terndam oleh permukaan air laut yang naik. Di P. Jawa terjadi peristiwa bencana banjir besar karena terjadi peristiwa Tsunami yaitu permukaan air laut naik menggenangi daratan P. Jawa bahkan menggenangi seluruh permukaan bumi.
a3). Jaman Glacial 600.000 tahun yang lalu
          Zaman Glacial adalah peristiwa terjadinya penurunan suhu dengan drastis bahkan sampai di bawah 00C sehingga muncul zaman Es (zaman Glasial). Pada zaman Glasial, permukaan laut menurun sehingga perairan dangkal berubah menjadi daratan. Pulau Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra menyatu dengan daratan Asia.
b3). Jaman Inter Glacial
          Pada Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua Zaman Es. Temperatur planet Bumi naik sehingga lapisan es di dua kutub bumi (  kutub utara bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair)  maka terjadilah  bencana banjir  besar yaitu seluruh permukaan bumi terndam oleh permukaan air laut yang naik.  Di P. Jawa terjadi peristiwa bencana banjir besar karena terjadi peristiwa Tsunami yaitu permukaan air laut naik menggenangi daratan P. Jawa bahkan menggenangi seluruh permukaan bumi.
a4). Jaman Glacial 200.000 tahun yang lalu
          Zaman Glacial adalah zaman adalah terjadinya peristiwa penurunan suhu dengan dengan drastis bahkan sampai bahkan sampai di bawah 00C sehingga muncul zaman Es (zaman Glasial). Pada zaman Glasial, permukaan laut menurun sehingga perairan dangkal berubah menjadi daratan. Pulau Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra menyatu dengan daratan Asia.
b4). Jaman Inter Glacial berlangsung :
          Pada Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua Zaman Es. Tidak lama setelah selesainya kapal kayu besar Nabi Nuh a.s, naiklah beliau dengan orang-orang yang beriman keatas bahtera, temperatur planet Bumi naik sehingga lapisan es di dua kutub bumi (  kutub utara bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair)  maka terjadilah  bencana besar besar yaitu seluruh permukaan bumi terndam oleh permukaan air laut yang naik.
a5). Jaman Glacial 19.000 tahun yang lalu
                    Zaman Glacial adalah zaman adalah terjadinya peristiwa penurunan suhu dengan dengan drastis bahkan sampai bahkan sampai di bawah 00C sehingga muncul zaman Es (zaman Glasial). Pada zaman Glasial, permukaan laut menurun sehingga perairan dangkal berubah menjadi daratan. Pulau Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra menyatu dengan daratan Asia.   
          Berdasar penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pernah terjadi peristiwa bencana banjir besar menlanda di P.Jwa yaitu pada jaman pada Zaman Interglasial, yang ditandai temperatur planet Bumi naik sehingga lapisan es di dua kutub bumi (  kutub utara bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair)  maka terjadilah  bencana besar besar yaitu seluruh permukaan bumi terndam oleh permukaan air laut yang naik, termasuk pula P. Jawa terndam oleh permukaan air laut.

D.  Induk Bangsa Penduduk Pulau Jawa
          Induk bangsa Indonesia secara etnologi adalah pendudduk yang mempunyai kesamaan budaya dan kesamaan fisik tubuh kecil, yang berdomisili wilayah kepulauan Indonesia atau penduduk yang berdomisili di wilayah negara lain. Yang merupakan bangsa Indonesia terdiri dari lima induk bangsa, yaitu :  
 a. Bangsa Negrito ; b. Bangsa Weda; c. Bangsa Melayu Tua; dan d. Bangsa Melayu Muda.
              c. Penduduk P. Jawa adalah induk Bangsa Melayu
          Ciri-ciri fisik tubuh bangsa Melayu Tua :
           1).Bentuk kepala bulat sedang ( mesocephael); 2). Rambut lurus lemas; 3). Bentuk badan kecil;
            4). Tinggi badan ( laki-laki rata-rata kurang dari 165 cm).
           5). Warna kulit : kuning ( sawo mentah) dan ada pula yang sawo matang ( Coklat).
          Yang termasuk bangsa Melayu Tua antara lain :
            1). Bangsa Batak ( Sumatera Utara); 2). Bangsa Dayak ( Kalimantan )
            3). Bangsa Toraja ( Sulawesi Tengah ); 4). Bangsa Baduy ( Jawa Barat)
            5) Bangsa Tengger ( Jawa Timur)
          Ciri-ciri fisik tubuh bangsa Melayu Muda adalah :
              1).Betuk kepala bulat sedang ( mesocephael); 2). Rambut lurus lemas
              3). Bentuk badan kecil; 4). Tinggi badan ( laki-laki rata-rata 165 cm)
              5). Warna kulit : kuning dan ada pula yang sawo matang ( Coklat).
              Yang termasuk bangsa Melayu Muda antara lain :
               1). Bangsa Jawa.2). Bangsa Madura, ; 3). Bangsa Sunda; 4). Bangsa Bali; 5). Bangsa Bugis:
             6).  Bangas Makasar.  7). Bangsa Ternate; 8) Bangsa Minang Kabau; 9). Bangsa Aceh;
             10). Bangsa Banjar. 11). Bangsa Melayu ( Riau dan Jambi, Palembang, Lampung, Bengkulu);
              12). Bangsa Minahasa 13). dan yang lain
          Dari pembahasan tentang induk bangsa di P. Jawa adalah rumpun bangsa Melayu Muda,     adalah  meliputi 1). Suku bangsa Jawa.2). suku bangsa Madura, ; 3). Bangsa Sunda. Suku bangsa Jawa   adalah orang-orang di P Jawa atau di tempat lain yang menggunakan alat komunikasi sehari-hari dengan bahasa Jawa. Sedangkan rumpun bangsa Melayu Muda yang mengunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari disebut suku Jawa. Secara geografis orang-orang yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi dalam kehidupan sehari-hari adalah penduduk wiyah Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi jawa Timur.  
          Perlu anda ketahui bahwa suku bangsa Jawa dari rumpun Melayu Muda pada jaman pemerintahan kerajaan Majapahit telah aktiv berlayar sebagai pedagang menggunakan kapal Majapahit. Para pedagang suku bangsa Jawa menggunakan kapal berlayar ke luar negeri atau sebaliknya berlayar pulang ke Majapahit menggunakan bantuan arah Angin Muson.

          Berdasar pada Peta pola Arah Angin Musim tersebut di atas maka kapal pedagang Majapahit ( pedagang suku bangsa Jawa ) akan berlayar ke luar negeri menunggu bulan Mei, Juni, Juli, dan Agustus  yaitu menggunakan bantuan Angin Muson Tenggara. Di bawah ini ditunjukkan jenis-jenis Kapal Majapahit yang diproduksi menggunakan bahan baku kayu jati, yang berlayar dari Majapahit mengarungi samudera sebagai pedagang ke luar neberi atau sebaliknya berlayar dari berdagang di luar negeri pulang ke negeri Majapahit.
a.  Gambar Kapal Majapahit

b.Gambar Kapal Majapahit


 cGambar Kapal Majapahit

 dGambar Kapal Majapahit

 eGambar Kapal Majapahit

          Demikian juga ketika kapal pedagang Majapahit pulang dari luar negeri ke Majapahit menggunakan bantuan angin Muson Barat laut, yaitu pada waktu bulan Nopember, Desember, Januari, dan Pebruari
IV. Kesimpulan 
          Berdasar pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1.    Hasil penelitian menunjukkan bahwa fosil Kapal Nabi Nuh, merupakan fosil kayu Jati.
2.    Habitat hidup pohon / hutan jati di P. Jawa, adalah merupakan wilayah sumber bahan baku pembuatan kapal kayu Jati pada Jaman Nabi Nuh.
3.    Di P. Jawa pernah terjadi peristiwa Bencana Banjir Besar Pada Jaman Inter Glacial, karena temperatur planet Bumi naik sehingga lapisan es di dua kutub bumi (  kutub utara bumi dan kutub selatan bumi ) mencair. Akibatnya ( Gletser mencair)  maka terjadilah  bencana banjir  besar yaitu seluruh permukaan bumi terndam oleh permukaan air laut yang naik.  Jadi seluruh P. Jawa juga tertutup oleh permukaan laut.
          Jadi berdasar pada cara pandang budaya, maka disimpulkan bahwa Nabi Nuh dan kaumnya bertempat tinggal di lingkungan sekitar hutan Jati yaitu di P.Jawa pada jaman kuno.  
V.    Daftar Pustaka.
Bintarto, 1968. Geografi Sosial. Yogyakarta: Penerbit U.P. Spring.
Duyvendak Ph. J, 1965. Pengantar Etnologi Kepulauan Indonesia. Djakarta :  
               Penerbit Tavip Study Club.
Dengel .F.O.G, 1956. Dasar-Dasar Ilmu TjuaTja. Djakarta : Penerbit J.B. Wolters.
Daldjoeni.N, 1983. Pokok Pokok Klimatologi. Bandung: Penerbit Alumni.
Fischer, 1966.  Pengantar Anthropologi Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Penerbit P.T.     
                   Pembangunan. 
Internet, Internet ( 03/01/2019).    
Ruslan H. prawiro, 1983.  Ekonomi Sumber Daya. Bandung : Penerbit
              Alumni
Van Bemmelen W.R, 1968. Geologi Indonesia Jilid 1 A . Yogjakarta : Penerbit Cepat .